REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dosen Prodi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UPN Veteran Jakarta Azwar mengatakan pemerintah tidak bisa menanamkan nilai-nilai kebangsaan dengan hanya mengandalkan pemutaran film G-30-S/PKI secara berulang.
"Hal yang perlu diingat menanamkan nilai-nilai bela negara tidak bisa hanya dengan ceramah-ceramah saja. Tidak bisa hanya dengan pidato-pidato saja, kita butuh aksi nyata," kata Azwar saat dihubungi Antara di Jakarta, Jumat.
Azwar menuturkan mengingat sifat generasi muda yang lebih menyukai sebuah perbuatan konkret dibandingkan pidato formal, penanaman nilai-nilai bela negara di kalangan generasi milenial harus dilakukan menggunakan aksi nyata.
Beberapa cara yang dapat dilakukan pemerintah adalah dengan menggerakkan mahasiswa sebagai generasi terdidik untuk menanamkan nilai-nilai bela negara. Mahasiswa memiliki potensi menjadi agen perubahan untuk menjaga Indonesia di berbagai ancaman ideologi yang bertentangan dengan pancasila.
Kemudian, Azwar menekankan bahwa penyebarluasan nilai-nilai bela negara bukanlah tanggung jawab semata dari Kementerian Pertahanan maupun aparat TNI/Polri saja. Berdasarkan amanat Undang-Undang Dasar 1945, bela negara merupakan hak dan kewajiban bagi seluruh bangsa Indonesia.
"Hal yang perlu digarisbawahi adalah menanamkan nilai-nilai bela negara merupakan tanggung jawab semua pihak. Tanggung jawab semua lapisan masyarakat Indonesia," kata dia.
Sedangkan, di dalam menyebarkan nilai-nilai bela negara itu, masyarakat harus lebih banyak membaca. Menurut Azwar membaca merupakan solusi bagi masyarakat yang buta akan sejarah memahami lebih jauh kisah perjuangan bangsa dengan cara yang lebih nyaman.
Apalagi dengan era teknologi informasi yang sangat mempermudah semua orang untuk mendapatkan buku-buku menarik baik dalam memahami terjadinya sebuah masalah baik dalam bentuk fisik maupun soft copy.
Azwar menekankan bahwa nilai bela negara dapat mencegah masyarakat terpapar ideologi-ideologi yang bertentangan dengan Pancasila. Bela negara membuat seluruh pihak mencintai Indonesia secara murni dan utuh sebagai bangsa besar di dunia.
"Kalau tidak ada jiwa bela negara di dada masyarakat Indonesia, suatu saat Indonesia bisa bubar seperti yang diramalkan orang asing itu," ucap Peneliti pada Pusat Kajian Bela Negara (PUSKA BN) UPN Veteran Jakarta itu.
Azwar turut meminta bahwa setiap pihak perlu belajar untuk membangun Indonesia menjadi bangsa yang selalu mengedepankan kepentingan bersama. Dengan demikian semua cita-cita Indonesia yang salah satunya ingin menjadi kekuatan utama dunia dapat diwujudkan. "Tapi sebaliknya kalau kita mengedepankan ego pribadi, kepentingan kelompok, dan daerah tertentu, kita akan tetap menjadi bangsa inferior dan menjadi bangsa yang kerdil," tuturnya.