REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tokoh Muhammadiyah Prof Din Syamsuddin menyebut almarhum Syekh Yusuf al-Qaradhawi sebagai seorang ulama besar dengan reputasi global. Menurut dia, cendekiawan yang memimpin Persatuan Ulama Muslim Internasional (IUMS) hingga akhir hayatnya itu memiliki wawasan yang luas. Alumnus Universitas al-Azhar Mesir tersebut pun dipandangnya menjadi salah satu inspirasi kemajuan umat.
"Semoga Allah SWT menjadikan ilmu pengetahuan yg telah ditebar oleh Almarhum selama hayatnya menjadi sumber rahmat Allah SWT bagi Almarhum untuk masuk ke dalam jannah-Nya," kata Din Syamsuddin dalam keterangan tertulis yang diterima Republika, Jumat (30/9/2022).
Ketua umum PP Muhammadiyah 2005-2015 itu mengenang salah satu kunjungan Syekh Yusuf al-Qaradhawi ke Jakarta. Pada Mei 2007, ulama tersebut mengadakan lawatan ke Gedung Dakwah Muhammadiyah.
Dalam pertemuan itu terjadi diskusi terbuka dan bernas. Atas pertanyaan Prof Yunahar Ilyas (wafat 2020) yang mendampingi Din saat itu tentang hisab dan rukyat awal bulan kamariah.
"Syekh Dr Yusuf al-Qaradhawi menyatakan, 'Hisab itu qath'i (pasti), dan rukyat itu nisbi (belum pasti) kebenarannya.' Ia sambil juga menjelaskan (mengibaratkan) gunung yang terlihat dari jauh warnanya biru, padahal dari jarak dekat warna pepohonannya hijau," kenang Din.
Syekh Yusuf al-Qaradhawi berpulang ke rahmatullah pada Senin (26/9/2022) waktu Qatar. Sang alim wafat dalam usia 96 tahun.
Melalui ratusan karyanya, ulama kelahiran Mesir itu mendakwahkan nilai-nilai moderat dalam Islam. Ia mengajak umat untuk memiliki karakteristik tengahan, tidak ekstrem dan tidak pula bertaklid buta.