Sabtu 01 Oct 2022 00:55 WIB

Hadapi Era Metaverse, Kominfo Ajak Masyarakat Tumbuhkan Kesadaran Komprehensif

Kemenkominfo ajak masyarakat menumbuhkan kesadaran komprehensif hadapi era metaverse.

Red: Bilal Ramadhan
Acara Focus Group Discussion Komunikasi Publik dan Massa bertajuk Masa Depan Komunikasi Publik di Era Metaverse, yang diselenggarakan di Bandung, Rabu (28/9).
Foto: Istimewa
Acara Focus Group Discussion Komunikasi Publik dan Massa bertajuk Masa Depan Komunikasi Publik di Era Metaverse, yang diselenggarakan di Bandung, Rabu (28/9).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG – Konektivitas atau tol virtual antarmanusia membutuhkan berbagai koridor. Kecakapan teknis, kecakapan etis, bahkan harus dibangun juga sebuah kesadaran budaya agar masyarakat bisa diuntungkan dengan adanya teknologi digital.

Demikian diungkapkan Staf Ahli Menteri Kominfo Bidang Komunikasi dan Media Massa, Prof. Widodo Muktiyo, dalam Focus Group Discussion Komunikasi Publik dan Massa bertajuk Masa Depan Komunikasi Publik di Era Metaverse, yang diselenggarakan di Bandung, Rabu (28/9).

“Yang tidak kalah pentingnya kita dituntut punya kesadaran yang sangat kuat terhadap keamanan data kita. Kunci keamanan data kita sebetulnya tidak lain dalah diri kita. Oleh sebab itulah kesadaran itu menjadi bagian penting yang diupayakan oleh pemerintah dalam hal ini Kementerian Kominfo,” ujar Prof. Widodo dalam rilisnya, Jumat (30/9/2022).

Menurut Prof. Widodo dalam menghadapi era revolusi digital harus ada kesadaran baru yang dimunculkan, agar manusia tidak dirugikan oleh digitalisasi. Untuk itu, Prof. Widodo menekankan pentingnya memahami metaverse secara komprehensif melalui literasi digital dan peningkatan pemahaman mengenai skill, perhatian kepada security dan aspek-aspek lain terkait pengembangan sumber daya manusia di bidang digital.

“Harapan kita supaya pemahaman tentang masa depan komunikasi publik di era metaverse ini akan menjadi komunikasi yang makin membawa keadaban masyarakat Indonesia menjadi lebih bagus,” lanjutnya lagi.

Eni Maryani, Guru Besar Fikom Universitas Padjajaran, narasumber kegiatan tersebut menyampaikan bahwa metaverse merupakan trend saat ini. Oleh karena itu, dengan era ataupun kondisi yang berubah, tentu komunikasi pubik juga harus bisa menyikapi, mengantisipasi bahkan mengatasi kendala-kendala dan memanfaatkan peluang-peluang yang ada terkait dengan perkembangan terkait teknologi komunikasi dan informasi.

“Tentu saja kita masih berupaya dengan digitalisasi supaya akses ini lebih merata dan lebih meluas. Itu masih menjadi PR dari segi infrastruktur,” ujar Eni.

Ditambahkan Eni, perubahan teknologi komunikasi dan informasi mengubah seluruh aspek kehidupan manusia. Baik di bidang komunikasi, ekonomi, sosial, budaya, juga politik. “Semua berubah ketika teknologi komunikasi dan informasi berkembang,” lanjutnya.

Sementara itu, Yasha Chatab, Director of International Business and Government Relation of WIR Group, yang juga dihadirkan sebagai narasumber dalam acara tersebut menjelaskan bahwa metaverse bukan hanya sesuatu yang berhubungan dengan dunia immersive (dunia yang bisa dimasuki tetapi tidak bisa dilihat sekelilingnya), tetapi juga dunia augmented reality di mana jika kita masuk ke dunia nyata, kita bisa lihat langsung lingkungan sekeliling.

“Metaverse menurut kami adalah gabungan antara augmented reality, virtual reality dan artificial intelligence. Saat ini kita sama-sama membangun ekosistem. Untuk itu membutuhkan kerjasama dan kolaborasi dari semua masyarakat Indonesia untuk menciptakan suatu metaverse yang baik dan bermanfaat,” tutup Yasha.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement