Jumat 30 Sep 2022 22:42 WIB

Menperin Khawatir Pasar Halal Indonesia di Ambil Alih Produk Asing

Kemenperin gelar IHYA untuk tingkatkan potensi produk halal dalam negeri

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita didampingi Sekjen Kemenperin memaparkan soal Kick Off IHYA 2022 kepada wartawan di Jakarta, Jumat (30/9).Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menegaskan, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mendorong program industri halal, salah satunya dengan menggelar Industri Halal Industry Award (IHYA). Ia menegaskan, potensi industri halal sangat besar sehingga harus dimanfaatkan.
Foto: Republika/Iit Septyaningsih
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita didampingi Sekjen Kemenperin memaparkan soal Kick Off IHYA 2022 kepada wartawan di Jakarta, Jumat (30/9).Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menegaskan, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mendorong program industri halal, salah satunya dengan menggelar Industri Halal Industry Award (IHYA). Ia menegaskan, potensi industri halal sangat besar sehingga harus dimanfaatkan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menegaskan, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mendorong program industri halal, salah satunya dengan menggelar Industri Halal Industry Award (IHYA). Ia menegaskan, potensi industri halal sangat besar sehingga harus dimanfaatkan.

"Kita ingin mengisi, kita ingin mengambil manfaat dari potensi yang begitu besar terhadap produk-produk halal yang semakin lama semakin dicari oleh konsumen. Baik konsumen di dalam negeri maupun global," jelas Agus dalam Kick Off IHYA 2022 di Gedung Kemenperin, Jakarta, Jumat (30/9).

Menurutnya, Indonesia harus siap melakukan berbagai langkah dalam mengembangkan produk halal. "Sangat bodoh bagi kita kalau nggak siap, padahal dunia lagi mencari produk halal termasuk di negara-negara yang penduduknya bukan Muslim," tutur dia.

Dirinya mengaku khawatir, karena banyak negara yang ingin mengambil pasar halal di Tanah Air. Apalagi, Indonesia merupakan konsumen produk halal terbesar di dunia.

Disebutkan, pada 2020 jumlah umat Islam di negeri ini mencapai 229,6 juta. Lalu pengeluaran umat Muslim tersebut untuk produk dan layanan halal mencapai 184 miliar dolar AS pada AS, dan diproyeksikan meningkat sebesar 14,96 persen atau 281,6 miliar dolar AS pada 2025.

"Beberapa hari lalu saya dan Pak Sekjen hadiri pertemuan G20 dan bertemu EU (Uni Eropa), sangat jelas ada kepentingan produk halal dari EU. Beberapa kali Vice President EU angkat tentang sertifikasi produk halal dari mereka dipermudah (masuk Indonesia). Ini kita harus hati-hati," ujar Agus.

Dirinya khawatir, Indonesia tidak siap bila banyak produk dari luar membanjiri pasar domestik dengan membawa nama produk halal. "Itu kenapa Kemenperin serius mendorong dan mengawal industri agar kita bisasiap produksi berbasis halal," tegas dia.

Agus menyebutkan, lembaga Dinar Standart dalam laporannya memperkirakan, total pengeluaran umat Muslim global pada 2022 akan terus menguat, bahkan tumbuh 9,1 persen. Pertumbuhan itu diperkirakan berasal dari enam sektor riil ekonomi syariah yaitu sektor makanan dan minuman halal, fashion, kosmetika, farmasi, media, rekreasi, serta travel.

Rencananya, IHYA akan digelar pada 9 Desember mendatang. Tahun ini merupakan kedua kalinya kegiatan tersebut diadakan.

"Tahun lalu berjalan baik dan diikuti 150 produk halal. Saya minta tahun ini paling sedikit 250 produk (berpartisipasi di IHYA)," jelas Agus.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement