Jumat 30 Sep 2022 23:44 WIB

FKUI: Capaian Vaksinasi Anak Tergantung Orang Tua

Anak yang belum mendapatkan divaksin lengkap bisa menjadi sumber penularan virus.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Ilham Tirta
Vaksinator menyuntikkan vaksin Covid-19 ke seorang anak (ilustrasi).
Foto: REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Vaksinator menyuntikkan vaksin Covid-19 ke seorang anak (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Guru Besar Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Hindra Irawan Satari mengatakan, cakupan vaksinasi Covid-19 untuk anak usia 6 hingga 11 tahun sebanyak dua dosis tak sampai 70 persen karena alasan orang tua. Padahal, anak-anak yang belum mendapatkan vaksin Covid-19 dosis lengkap bisa menjadi sumber penularan virus.

"Cakupan vaksinasi Covid-19 dua dosis pada kelompok anak usia 6-11 tahun sebanyak 66,53 persen dan anak usia 12 tahun keatas lebih tinggi," ujarnya saat konferensi virtual BNPB, Jumat (30/9/2022).

Baca Juga

Ia mengingatkan, anak usia 12 tahun ke bawah yang belum divaksin Covid-19 dosis lengkap bisa jadi sumber penularan virus. Terkait cakupan vaksinasi Covid-19 untuk anak usia dibawah 12 tahun belum mencapai 70 persen, ia menyebutkan alasannya bergantung pada orang tua.

Sebab, dia melanjutkan, anak-anak kategori ini tak mungkin datang sendiri kemudian minta divaksin. Namun, ia mengakui informasi yang masuk ke orang tua adalah informasi yang tidak dapat dipercaya karena orang tua lebih mempercayai berita vaksin yang tak benar. Misalnya, ketakutan orang tua terkait keamanan vaksin Covid-19.

"Padahal, Indonesia ada di posisi terbesar keempat yang menyuntikkan vaksin Covid-19. Masa masih tak percaya kalau vaksin Covid-19 aman," kata pria yang juga menjabat Ketua Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Komnas KIPI) ini.

Ia menjelaskan, vaksin Covid-19 yang ada di Indonesia menggunakan berbagai macam platform seperti inactivated virus, messenger RNA (MRNA), viral vector yang tak menggunakan virus hidup. Ada yang virusnya dimatikan, menggunakan komponen genetiknya saja atau komponen protein saja. Jadi, ia menegaskan vaksin Covid-19 tidak mungkin menyebabkan seseorang jadi sakit. "Itu tidak masuk akal," katanya.

Lebih lanjut, ia meminta pelaksanaan vaksinasi Covid-19 anak-anak sebisa mungkin bareng dan serentak karena kebersamaan inilah yang membawa antibodi sehingga meningkat secara menyeluruh. Kemudian, ini jadi benteng yang kukuh.

"Jadi, kalau anak-anak belum divaksin maka diajak. Kalau memungkinkan syaratnya, ayo divaksin lengkap," ujarnya.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement