REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden pada Kamis menekankan Washington tidak akan mengakui pencaplokan Moskow terhadap wilayah-wilayah Ukraina terkait referendum kontroversial Rusia di Ukraina.
Berbicara di sebuah acara yang menjamu para pemimpin negara-negara Pasifik di Gedung Putih, Biden menyebut langkah itu tidak tahu malu. "Saya ingin ini menjadi sangat jelas, Amerika Serikat tidak akan pernah, tidak pernah, tidak pernah mengakui klaim Rusia di wilayah kedaulatan Ukraina."
"Referendum itu palsu, benar-benar palsu. Hasilnya dibuat di Moskow, dan keinginan sejati rakyat Ukraina terbukti setiap hari saat mereka mengorbankan hidup mereka untuk menyelamatkan warganya, mempertahankan kemerdekaan negara mereka, dan kemudian membela kebebasan juga," kata Biden, dilansir Anadolu Agency, Jumat (30/9/2022).
Dia juga mengatakan perang Rusia di Ukraina, yang dia sebut untuk mengejar ambisi kekaisaran Presiden Rusia Vladimir Putin, merupakan pelanggaran mencolok terhadap Piagam PBB. Wilayah separatis Ukraina di Donetsk dan Luhansk dan bagian Zaporizhzhia dan Kherson yang dikuasai Rusia mengadakan referendum untuk bergabung dengan Rusia pada 23-27 September.
Sekitar 98 persen pemilih memilih untuk bergabung dengan Rusia, klaim Moskow, tetapi hasilnya sangat diperdebatkan dan ditolak oleh Ukraina dan sekutu Baratnya. Langkah itu telah banyak dikecam oleh masyarakat internasional.