Sabtu 01 Oct 2022 12:05 WIB

Vladimir Putin Ajak Ukraina Berunding

Rusia mencaplok empat wilayah Ukraina.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Teguh Firmansyah
 Presiden Rusia Vladimir Putin memberi isyarat saat berbicara kepada media setelah KTT Organisasi Kerjasama Shanghai (SCO) di Samarkand, Uzbekistan, Jumat, 16 September 2022.
Foto: AP/Sergei Bobylev/Pool Sputnik Kremlin
Presiden Rusia Vladimir Putin memberi isyarat saat berbicara kepada media setelah KTT Organisasi Kerjasama Shanghai (SCO) di Samarkand, Uzbekistan, Jumat, 16 September 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW – Presiden Rusia Vladimir Putin mendesak Ukraina untuk segera menghentikan permusuhan dan kembali ke meja perundingan. Ajakan negosiasi itu disampaikan setelah Putin mengesahkan bergabungnya empat wilayah Ukraina, yakni Luhansk, Donetsk, Kherson, dan Zaporizhzhia ke Rusia.

"Kami menyerukan kepada rezim Kiev untuk segera menghentikan tembakan, semua permusuhan, menghentikan perang yang dimulai oleh Kiev pada tahun 2014, serta kembali ke meja perundingan," kata Putin saat berpidato di acara penandatanganan perjanjian aksesi empat wilayah Ukraina ke Rusia, Jumat (30/9), dikutip laman kantor berita Rusia, TASS.

Baca Juga

Putin menekankan bahwa Rusia berulang kali menyampaikan kesiapannya untuk terlibat dalam negosiasi. Ketua komite internasional di State Duma (majelis rendah Rusia), Leonid Slutsky, turut menyerukan Ukraina meletakkan senjata dan terlibat dalam perundingan dengan Moskow.

"Satu-satunya cara bagi Kiev hari ini adalah menyerahkan senjata dan kembali ke meja perundingan. Dengan demikian, aliran korban berdarah rezim Kiev akan berhenti,” kata Slutsky.

Setelah empat wilayahnya direbut dan dirangkul menjadi bagian teritorial Rusia lewat mekanisme referendum, Ukraina tampaknya belum akan menghentikan pertempuran dengan Moskow. Pada 23 hingga 27 September lalu, Luhansk, Donetsk, Kherson, dan Zaporizhzhia menggelar referendum untuk bergabung dengan Rusia. Moskow mengklaim, sekitar 98 persen pemilih dalam referendum setuju untuk bergabung.

Ukraina dan sekutu Barat-nya menolak hasil referendum tersebut. Mereka menilai referendum itu telah diatur sedemikian rupa hasilnya oleh Moskow. Kendati ditolak dan ditentang, Rusia tetap melanjutkan rencananya untuk “merebut” keempat wilayah itu. Luhansk, Donetsk, Kherson, dan Zaporizhzhia mewakili 15 persen dari luas wilayah Ukraina. Jika digabung, luasnya setara dengan luas Portugal. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement