REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, lebih memfokuskan peningkatan produksi perikanan budidaya air tawar. Hal itu karena potensi lahan untuk pengembangan kolam ikan yang luas dan sumber daya manusia yang memadai.
"Bantul fokus ke perikanan budidaya, dan yang benar-benar kita genjot untuk memproduksi maksimal itu ikan budidaya terutama lele pada kolam bulat," kata Sekretaris Dinas Kelautan dan Perikanan Bantul, Istriyani di Bantul, Sabtu (1/10/2022).
Dia mengatakan, peningkatan produksi perikanan budidaya dilakukan dengan menumbuhkan kelompok pembudidaya ikan dengan mengenalkan sistem budidaya ikan kolam bulat atau yang biasa disebut bioflok, teknik budidaya dengan padat tebar.
"Itu yang benar-benar kita dorong, karena dari sisi lahan kita luas, kolam bulat mau ditaruh di mana-mana bisa, setiap lahan kosong yang penting ada air. Dan lele ini tidak butuh air mengalir, makanya kita genjot kolam lele kolam bulat yang padat tebar tinggi," katanya.
Apalagi, kata dia, potensi pasar untuk komoditas ikan lele sangat terbuka luas, sehingga yang utama adalah menjaga kontinuitas panen guna mempertahankan pasokan ke konsumen atau pelaku usaha dengan bahan baku lele itu.
"Dan sekarang itu yang mengelola di BBI (Balai Benih Ikan) Pundong itu komunitas lele Bantul yang punya binaan binaan di beberapa tempat secara personal, tapi prinsip mereka pakai SOP, dan kontinyu yang menyangkut jadwal panen," katanya.
Dia mengatakan, potensi perikanan tangkap atau ikan laut itu sebenarnya tidak terbatas karena bentangan laut yang luas, akan tetapi yang menjadi hambatan saat ini adalah cara melaut para nelayan yang terbatas, sehingga produksi belum maksimal.
"Karena nelayan kita hanya mengandalkan armada perahu kecil, mobilitas jelajahnya terbatas, BBM (bahan bakar minyak)-nya juga terbatas mau seharian kesana kemari nanti kehabisan bahan bakar," katanya.
Meski demikian, kata dia, upaya untuk peningkatan penangkapan tetap ada dilakukan dengan penambahan pelaku atau nelayan, artinya menumbuhkan nelayan-nelayan baru, walaupun perkembangannya tidak naik drastis.
"Tetap ada pertumbuhan nelayan satu, dua, tiga, empat orang, jadi sudah ada generasi nelayan. Namun kalau menjadi andalan saya pikir lama, makanya yang benar-benar kita genjot untuk produksi maksimal itu perikanan budidaya terutama lele," katanya.
Dia mengatakan, total produksi perikanan di Bantul pada 2021 sebanyak 13.870 ton, terdiri perikanan tangkap sebanyak 850,73 ton tangkap, perikanan budidaya 12.853,28 ton, dan perikanan pengolahan 166,15 ton.
"Untuk produksi perikanan tahun ini belum kita hitung, namun kita optimis ada peningkatan dari tahun lalu, kalau targetnya pada 2022 di angka 13.840 ton," katanya.