REPUBLIKA.CO.ID, INDRAGIRI HILIR - Petani kelapa di Kecamatan Reteh dan Keritang, Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil) menjerit karena turunnya harga kelapa. Situasi petani makin sulit karena penurunan harga kelapa terjadi saat harga BBM justru naik.
Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Riau, Zulfadli, mengatakan sebagian besar warga di wilayah Indragiri Hilir menggantungkan hidupnya dari hasil kebun. Saat harga kebun terjun bebas seperti yang terjadi saat ini, warga pun semakin sulit perekonomiannya.
"Saat ini harga kelapa di Inhil khususnya di Kecamatan Reteh dan Keritang hanya berkisar Rp 700 per butir. Harga ini terjun bebas, sebab sebelumnya harga kelapa di daerah ini sempat mencapai Rp 2.600 per butir," kata Zulfadli, Sabtu (1/10/2022).
Zulfadli menyebut penurunan harga komoditas kelapa di daerah itu terjadi sejak beberapa hari belakangan ini. "Memang harga pinang dan kelapa saat ini trennya turun. Harga kopra itu tanggal 12 sampai 18 September dari Rp 5.600 per kg turun menjadi Rp 5.350 per kg," ucap Zulfadli.
Ia menilai harga kopra ini diprediksi akan terus menurun hingga beberapa hari ke depan. Namun menurut Zulfadli kondisi ini tidak akan berlangsung lama. Harga kopra diprediksi akan mengalami kenaikan lagi.
Zulfadli mengungkapkan, penurunan harga pinang dan kelapa ini disinyalir akibat banyaknya pasokan hasil panen yang masuk ke pabrik sehingga hukum pasar pun berlaku. Sementara saat disinggung terkait harga kelapa dan pinang di Inhil yang turun drastis , Zulfadli mengatakan kemungkinan kondisi tersebut terjadi karena kondisi wilayah yang terpencil dan akses keluar masuknya sulit sehingga harga murah karena ongkos transportasinya mahal.
"Ada beberapa wilayah yang jauh jarak transportasinya itu harga panen jadi murah, karena akses keluar masuknya kan jauh," kata Zulfadli menambahkan.