Stok Vaksin Covid-19 Kota Yogyakarta Minim
Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Yusuf Assidiq
Warga mengikuti vaksinasi Covid-19 booster di Klinik Mediska Yogyakarta. | Foto: Republika/Wihdan Hidayat
REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Ketersediaan vaksinasi Covid-19 di Kota Yogyakarta sudah mulai minim. Meskipun begitu, dikatakan bahwa ketersediaan tersebut masih mencukupi permintaan masyarakat akan vaksinasi Covid-19.
"(Ketersediaan) masih cukup," kata Kepala Dinkes Kota Yogyakarta, Emma Rahmi Aryani. Hal ini disampaikan mengingat ketersediaan vaksin Covid-19 di beberapa daerah di Indonesia kosong sehingga menjadikan layanan vaksinasi Covid-19 pun terganggu.
Saat ini, Dinkes Kota Yogyakarta hanya memiliki stok vaksin Covid-19 kurang dari 200 dosis. Ketersediaan vaksin yang saat ini tersedia di Gudang Farmasi Dinkes Kota Yogyakarta yakni jenis Pfizer.
"Kita ada sekitar 180-an dosis," kata Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan, Dinkes Kota Yogyakarta, Lana Unwanah.
Minimnya ketersediaan vaksin ini dikarenakan tidak adanya distribusi dari pemerintah pusat ke daerah. Dengan begitu, distribusi dari Pemda DIY ke masing-masing kabupaten/kota juga terganggu.
"Yang kosong stok pusat, jadi pesanan yang dipesan Pemerintah Indonesia itu sepertinya belum datang. Saya tidak tahu karena pengaruh apa, jadi itu berpengaruh ke distribusi ke provinsi dan (berpengaruh juga distribusi dari) provinsi ke kabupaten/kota," ujar Lana.
Meski begitu, ia menyebut, capaian vaksinasi Covid-19 di Kota Yogyakarta sudah lebih dari 100 persen. Baik itu dosis pertama, dosis kedua maupun booster, yang mana capaian booster sudah 116 persen di Kota Yogyakarta.
"Karena sebetulnya secara di wilayah Kota Yogya karena capaian 116 persen, jadi sasaran (yang akan divaksinasi) sudah tidak banyak," jelas Lana.
Lana menuturkan, saat ini yang banyak mencari layanan vaksinasi yakni pelaku perjalanan. Hal ini dikarenakan pelaku perjalanan diwajibkan sudah mendapatkan vaksinasi booster.
"Kalaupun ada yang mencari (layanan vaksinasi) karena memang mau bepergian, misalnya memang mau pakai kereta, mau pakai pesawat untuk orang-orang yang pelaku perjalanan," tambahnya.