REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum (Ketum) Persatuan Gereja-Gereja Indonesia (PGI) Pdt Gomar Gultom menyampaikan duka mendalam atas tragedi yang terjadi di Kanjuruhan, Malang. Hal ini menyebabkan meninggalnya lebih dari 100 nyawa dan ratusan lainnya luka-luka.
"Saya menyampaikan duka mendalam, dan tapekur tak berdaya atas tragedi Kanjuruhan, Malang, yang menelan jiwa 180 orang dan ratusan lainnya luka-luka. Doa saya bagi semua keluarga yang kehilangan ayah, ibu, anak atau saudara dalam tragedi ini," ujar dia dalam teks yang didapat Republika, Ahad malam (2/10/2022).
Ia menyebut kejadian ini sebagai hal yang sangat ironis. Pertandingan sepak bola yang sejatinya menjunjung tinggi kemanusiaan, kerja sama dan sportivitas, harus berakhir tragis begini.
Berkaitan dengan hal tersebut, ia lantas meminta Kapolri untuk mengusut tuntas sistem pengamanan dan penanganan massa pascapertandingan yang memicu korban sebanyak itu.
"Saatnya juga Polri mengevaluasi kembali prosedur standar yang selama ini dipakai dalam pengendalian massa," ujarnya.
Ia mengimbau dunia persepakbolaan Indonesia agar mendidik para pendukungnya. Utamanya dalam menyikapi setiap pertandingan sebagai ajang pendidikan sportivitas dan kerjasama, sekaligus sebagai hiburan, yang harus diakhiri dengan kesukacitaan, apa pun hasil pertandingan.
Setiap kekalahan tim favorit disampaikan harus diterima dengan lapang dada, seraya menghargai dan memuji kemenangan tim lainnya yang menang. "Ini menjadi catatan hitam bagi dunia persepakbolaan Indonesia yang harus diusut tuntas dan tidak boleh dibiarkan berlalu begitu saja," kata dia.
Terakhir, ia mengingatkan tidak ada satu pun nyawa yang layak hilang untuk sebuah pertandingan sepak bola.
Lihat postingan ini di Instagram