REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Menghadap kiblat saat belajar bagian dari cara agar mudah mendapat ilmu yang dipelajarinya. Cara ini disampaikan Imam Az-Zarnuji dalam kitabnya "Ta'limul Muta'allim".
"Hendaknya seorang penuntut ilmu menghadap kiblat waktu belajar mengikuti sunnah Nabi memohon didoakan oleh orang-orang baik dan waspada terhadap doa orang-orang yang teraniaya," katanya.
Diceritakan ada dua orang pergi merantau untuk menuntut ilmu mereka berdua bersahabat. Setelah berjalan bertahun-tahun, mereka kembali pulang, ternyata satunya menjadi faqih rumah sedangkan satunya lagi tidak.
Kemudian para ulama ahli fikih daerah tersebut merenungkan lalu mereka bertanya kepada dua orang tadi tentang bagaimana keadaannya, mengulang pelajarannya dan duduknya pada waktu belajar. Setelah itu mereka menceritakan bahwa orang yang alim tadi setiap mengulang pelajarannya selalu duduk menghadap kiblat ke kota di mana Ia mendapat ilmu.
Sementara yang satunya yang tidak alim tadi, ia duduk membelakangi kiblat dan wajahnya tidak menghadap ke sana. Dengan demikian ahli fikih dan para ulama sepakat bahwa orang yang menjadi alim tadi adalah karena berkahnya menghadap ke arah kiblat.
"Itulah yang disunahkan dalam duduk mengarah kiblat," katanya.
Kecuali jika terpaksa dan berkah orang-orang muslim di sana, sebab kota tersebut tidak pernah sepi dari orang-orang beribadah berbuat kebajikan. Karena yang jelas, setiap malam pasti ada satu orang ahli ibadah yang mendoakan penuntut ilmu.
"Hendaknya tidak mengabaikan adab dan amal-amalan sunnah," katanya.
Sebab, siapa yang mengabaikan adab maka akan tertutup dari sunnah, yang mengabaikan sunnah akan terhalang dari fardhu. Dan berarti siapa yang terhalang dari yang fardu akan terhalang dari kebahagiaan akhirat.
"Sebagian ulama berkata ini adalah Hadits dari Rasulullah SAW," katanya.
Seorang penuntut ilmu hendaknya memperbanyak sholat dan menjalankannya dengan khusus. Sebab, hal itu akan lebih memudahkannya dalam meraih kesuksesan belajar.