Senin 03 Oct 2022 16:18 WIB

Capaian Kinerja Positif, BSI Dinilai Layak Jadi Lokomotif Keuangan Syariah Indonesia

BSI berhasil mencatatkan pertumbuhan kinerja positif dan berkualitas sepanjang 2022.

Red: Mas Alamil Huda
Wakil Ketua Komisi XI DPR RI Fathan Subchi menilai PT Bank Syariah Indonesia (BSI) harus memastikan penggabungan atau merger tiga bank syariah memberikan manfaat bagi kinerja keuangan.
Foto: istimewa
Wakil Ketua Komisi XI DPR RI Fathan Subchi menilai PT Bank Syariah Indonesia (BSI) harus memastikan penggabungan atau merger tiga bank syariah memberikan manfaat bagi kinerja keuangan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – PT Bank Syariah Indonesia (BSI) Tbk berhasil mencatatkan pertumbuhan kinerja positif dan berkualitas sepanjang 2022. Capaian ini menjadikan BSI dinilai layak menjadi lokomotif keuangan syariah di Indonesia.

"Di tengah kondisi perekonomian yang menantang akibat gejolak ekonomi global, pada kuartal II 2022, BSI mampu membukukan laba bersih mencapai Rp 2,13 triliun, tumbuh 41,31 persen year on year (yoy). Capaian kinerja ini menggambarkan soliditas kinerja dari jajaran direksi dan komisaris sehingga mampu terus meraih kepercayaan konsumen," kata Wakil Ketua Komisi XI Fathan Subchi, dalam keterangannya, Senin (3/10/2022). 

Baca Juga

Dia mengatakan, kepercayaan konsumen kepada PT BSI bisa terlihat dari besarnya penempatan dana pihak ketiga (DPK) yang tahun ini mencapai Rp 244,6 triliun. Angka ini tumbuh 13,07 persen yoy dengan proporsi DPK didominasi oleh tabungan wadiah, giro, dan deposito.

"Kepercayaan masyarakat terhadap tabungan BSI menghantarkan tabungan BSI berada pada posisi Top 5 industri perbankan nasional," katanya. 

Soliditas kinerja PT BSI ini, lanjut Fathan, juga ditunjukkan dari sektor pembiayaan yang terus tumbuh dan sehat. Pembiayaan BSI secara keseluruhan sebesar Rp 191,29 triliun tumbuh 18,55 persen. Segmen pembiayaan terbesar yang menyokong capaian tersebut di antaranya pembiayaan mikro tumbuh 31,13 persen, pembiayaan konsumer tumbuh 21,66 persen, pembiayaan wholesale tumbuh 20,34 persen, pembiayaan kartu tumbuh 22,87 persen dan gadai emas tumbuh 20,07 persen.

"Raihan ini juga didukung NPF Nett sebesar 0,74 persen. Adapun cash coverage BSI meningkat signifikan menjadi 157,93 persen," katanya. 

Aset PT BSI, kata Fathan, juga terus menunjukkan pertumbuhan positif. Jika dibandingkan dengan tahun lalu, pertumbuhan aset PT BSI tumbuh sebesar 12,46 persen menjadi Rp 277,34 triliun. Selain itu, BSI juga terus meningkatkan efektivitas dan efisiensi biaya dengan membaiknya biaya operasional (BOPO) menjadi 74,50 persen.

"Dengan adanya efektivitas dan efisiensi biaya operasional ini maka potensi keuntungan dan laba perusahaan akan semakin besar. Dan ini tentu menjadi kabar gembira di tengah harapan kian menguatnya pasar syariah di Indonesia," katanya. 

Legislator PKB asal Jawa Tengah ini menegaskan, jika Indonesia mempunyai potensi besar dalam pengembangan keuangan dan perbankan syariah. Baik dari sisi populasi yang merupakan basis muslim terbesar maupun besarnya produk halal dari bidang kuliner, fashion, hingga pariwisata.

"Besarnya potensi keuangan dan perbankan syariah ini harus bisa dimanfaatkan dan dioptimalkan oleh etintas dalam negeri seperti PT Bank Syariah Indonesia," ujar Fathan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement