REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut laju inflasi tahunan pada September 2022 masih cukup moderat jika dibandingkan negara-negara lainnya. Tercatat pada September 2022, laju inflasi sebesar 5,95 persen secara year on year (yoy).
Kepala BPS Margo Yuwono mengatakan, bahan bakar minyak (BBM) menjadi penyumbang utama laju inflasi pada September 2022. Secara bulanan laju inflasi sebesar 1,17 persen.
"Yang pertama angka inflasi sekarang sudah mengkhawatirkan belum? Mungkin kalau lihat angka itu bisa melihat perbandingan kita dengan negara-negara lain. Jadi kalau saya boleh mengatakan angka ini masih dalam kondisi yang moderat," ujarnya saat konferensi pers, Senin (3/10/2022).
Meskipun cukup moderat, Margo mengingatkan kepada pemerintah tetap perlu mewaspadai angka inflasi ke depan. Hal itu karena kondisi perekonomian global berada dalam ketidakpastian.
"Kondisi ke depan ini penuh dengan ketidakpastian, tetapi kalau kenaikan harga terus mengalami peningkatan ini terus kita waspadai oleh kita semua," katanya.
Sementara itu, pada kesempatan yang sama, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian menambahkan kenaikan laju inflasi pada September 2022 masih ringan dan belum perlu dikhawatirkan.
"Kita sudah mendengar rilis angka inflasi 1,17 persen dari 4,84 persen (Agustus 2022) menjadi 5,95 persen masih ringan," ucapnya.
Meski demikian, kata Tito, bukan berarti pemerintah akan lepas tangan. Pemerintah menyiagakan sederet kebijakan untuk meredam inflasi menjadi lebih buruk ke depan.
"Kita waspada sesuai arahan presiden angka kerja pemerintah pusat dan 584 daerah provinsi kabupaten kota. Kalau semua daerah bisa dikendalikan maka angka nasional bisa dikendalikan," ucapnya.