Senin 03 Oct 2022 18:01 WIB

Pengrajin Tahu Cibuntu Bandung Menjerit Harga Kedelai Naik

Harga kedelai saat ini tidak terkendali dan diikuti kenaikan harga bahan baku lainnya

Rep: M. Fauzi Ridwan/ Red: Christiyaningsih
Aktivitas pegawai yang tengah memproduksi tahu di sentra tahu Cibuntu, Kota Bandung.
Foto: Republika/M Fauzi Ridwan
Aktivitas pegawai yang tengah memproduksi tahu di sentra tahu Cibuntu, Kota Bandung.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG - Pengrajin tahu di sentra industri Cibuntu, Kota Bandung mengeluhkan harga bahan pokok tahu kedelai yang terus merangkak naik. Kenaikan harga BBM subsidi turut mengerek harga kedelai yang semakin tinggi.

"Kondisinya sekarang mau sampai ke Rp 13 ribu per kilogram, Rp 12 ribu lebih sejak sebelum BBM naik, sekarang harga BBM naik tambah parah," ujar salah seorang pengrajin tahu Cibuntu Dindin saat dikonfirmasi, Senin (3/10/2022).

Baca Juga

Ia menuturkan kondisi itu diperparah dengan daya beli masyarakat yang berkurang akibat kenaikan harga BBM. Demi meminimalisasi kerugian, Dindin mengaku terpaksa mengurangi produksi tahu.

"Sekarang mah produksi saya sekarang nggak terlalu banyak akan kebuang sayang apalagi bahan-bahan mahal. Lebih baik mengurangi produksi dari pada saya banyak susah," ujarnya.

Ia mengatakan sehari biasa mengolah lima ton kacang kedelai sebagai bahan baku tahu. Namun saat ini dilakukan pengurangan hingga 50 persen yakni hanya sebanyak tiga ton. "Hampir 50 persen mengurangi produksi," kata Dindin.

Dindin menyebut harga kedelai saat ini tidak terkendali termasuk diikuti kenaikan harga kantong plastik, kunyit, garam, dan lainnya. Ia berharap pihaknya melalui payuguban pengrajin tahu dapat bertemu dinas terkait untuk membahas masalah tersebut.

"Ya kalau dari paguyuban pengen ketemu sama dinas terkait. Maunya ada komunikasi gimana jalan keluar dan solusinya," ujarnya.

Ia menyebut sudah bertemu dengan Disperindag Provinsi Jawa Barat dan akan menyampaikan keluhan pengrajin tahu kepada pemerintah pusat. Selain mengurangi produksi, pihaknya juga menaikkan harga tahu.

"Sekarang mengurangi produksi dan harga naik, naiknya Rp 5.000 rupiah per kotak isinya 100. Saya produksi banyak ukuran jenis. Untuk menutupi (produksi) kenaikan itu sebetulnya kurang tapi ya daripada tidak sama sekali," katanya.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement