Selasa 04 Oct 2022 03:05 WIB

90 Perusahaan Daftar IPO, Ada Blibli Juga Loh!

OJK sebut Blibli telah lama daftar IPO namun belum terealisasi

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, hingga saat ini terdapat 90 perusahaan dalam pipeline Penawaran Umum Perdana atau Initial Public Offering (IPO). Salah satu diantara perusahaan tersebut yakni PT Global Digital Niaga atau Blibli.com.
Foto: ANTARA/Galih Pradipta
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, hingga saat ini terdapat 90 perusahaan dalam pipeline Penawaran Umum Perdana atau Initial Public Offering (IPO). Salah satu diantara perusahaan tersebut yakni PT Global Digital Niaga atau Blibli.com.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, hingga saat ini terdapat 90 perusahaan dalam pipeline Penawaran Umum Perdana atau Initial Public Offering (IPO). Salah satu diantara perusahaan tersebut yakni PT Global Digital Niaga atau Blibli.com.

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Inarno Djajadi mengatakan proses pendaftaran Bibli sudah dilakukan sejak lama, namun realisasinya sempat tertunda. "Blibli masuk pernyataan pendaftaran cukup lama, sempat ditunda untuk IPO, namun beberapa waktu lalu masuk lagi," ujar Inarno di Jakarta, Senin (3/10).

Meski demikian, Inarno tidak menyebutkan besaran dana yang akan digalang perusahaan teknologi itu dalam aksi korporasinya. Menurut Inarno, OJK masih menunggu kepastian hal tersebut dari Blibli. Adapun, total nilai emisi dari 90 perusahaan yang akan IPO mencapai Rp 61,31 triliun.

Hingga 30 September 2022, berdasarkan data OJK, penghimpunan dana di pasar modal masih tinggi yaitu sebesar Rp 175,34 triliun, dengan emiten baru tercatat sebanyak 48 emiten. Melihat tingginya kepercayaan perusahaan terhadap pasar modal, OJK menaikkan target penghimpunan dana menjadi Rp 182,5 triliun. 

Kinerja Pasar Modal Positif

Masih relatif solidnya kinerja perekonomian domestik turut menjaga kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). "Indeks domestik relatif lebih baik dibandingkan negara kawasan di tengah koreksi signifikan pasar keuangan global," kata Inarno. 

Hingga 30 September 2022, IHSG terkoreksi 1,92 persen mtd ke level 7.040,80 dengan nonresiden mencatatkan inflow sebesar Rp 3,055 triliun. Namun secara ytd, IHSG tercatat menguat sebesar 6,98 persen dengan non-resident membukukan net buy sebesar Rp 69,47 triliun.

Di Pasar SBN, non-residen mencatatkan outflow sebesar Rp 18,84 triliun mtd, sehingga mendorong rerata yield SBN naik sebesar 30,10 bps mtd di seluruh tenor. Rerata yield SBN telah meningkat sebesar 79,73 bps dengan non-resident mencatatkan net sell sebesar Rp 150,67 triliun.

Kinerja IHSG yang stabil juga ditopang oleh kinerja emiten yang meningkat. Dari 722 emiten listing saham yang telah menyampaikan Laporan Keuangan Tengah Tahunan 2022 sejumlah 479 emiten (66,34 persen) menunjukkan peningkatan kinerja dengan pertumbuhan pendapatan tercatat sebesar 22,97 persen yoy dan peningkatan laba sebesar 74 persen yoy.

Sebagai upaya pendalaman pasar, Bursa Efek Indonesia mencatatkan produk baru berupa Waran Terstruktur pada 19 September 2022 dengan tiga seri Waran Terstruktur yang diterbitkan dan masing-masing ditawarkan sebanyak 30 juta unit. Hingga 30 September 2022, nilai transaksi Waran Terstruktur mencapai Rp 38,44 miliar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement