REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL - Presiden Korea Selatan (Korsel) Yoon Suk-yeol akan bertindak tegas setelah Korea Utara menembakkan rudal balistik ke arah Jepang pada Selasa (3//10/2022).
Diplomat Amerika Serikat (AS) untuk Asia Timur, Daniel Kritenbrink juga mengecam peluncuran terebut. "Penembakan rudal balistik Korut di atas Jepang sangat disayangkan," katanya.
Kritenbrink, yang merupakan asisten sekretaris Departemen Luar Negeri untuk Urusan Asia Timur dan Pasifik, membuat komentar tersebut di sebuah acara online yang diselenggarakan oleh Institute for Corean-American Studies.
Militer Korsel mengatakan, Korut menembakkan rudal balistik jarak menengah (IRBM) ke arah timur. Kepala Staf Gabungan (JCS) mengatakan pihaknya mendeteksi peluncuran dari Mupyong-ri di provinsi utara Jagang pada Selasa (4/10/2022) pukul 07.23 dan bahwa rudal itu terbang melewati Jepang.
"Sambil memperkuat pemantauan dan kewaspadaan kami, militer kami mempertahankan postur kesiapan penuh dalam kerja sama erat dengan Amerika Serikat," kata JCS dalam pesan teks yang dikirim kepada wartawan seperti dikutip laman Yonhap, Selasa.
Peluncuran ini menandai yang kelima dari jenisnya sejak akhir bulan lalu. Pyongyang terakhir menembakkan IRBM pada Januari. Rudal tipe 12 Hwasong terbang sekitar 800 kilometer di ketinggian 2.000 km.
Korut meluncurkan satu rudal balistik jarak pendek (SRBM) pada 25 September, lalu dua pada Rabu lalu, dua lagi pada hari berikutnya dan dua pada Sabtu. Uji coba terbaru Pyongyang terjadi setelah Seoul dan Washington menyelesaikan latihan angkatan laut dan latihan trilateral anti-kapal selam dengan Jepang pekan lalu. Korsel, AS, dan Jepang telah memperkuat koordinasi keamanan bilateral dan trilateral di tengah kekhawatiran bahwa Korut dapat meningkatkan ketegangan dengan melakukan uji coba nuklir atau tindakan provokatif lainnya.