REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO–Badan Pusat Mobilisasi dan Statistik Publik Mesir,(CAPMAS) menjelaskan populasi Mesir telah mencapai 104 juta setelah meningkat satu juta orang dalam 221 hari.
Selama tujuh bulan dan 11 hari, negara ini mencatat bayi baru lahir setiap 19 detik, dengan populasi meningkat 4.525 orang per hari. Sementara itu, ada 1.566 kematian tercatat
Dilansir dari Arab News, Ahad (2/9/2022), sebelumnya pada Februari, populasi domestik mencapai 103 juta dengan peningkatan satu juta orang selama tujuh bulan dan 22 hari. Lembaga itu mencatat rata-rata 1.858 kematian setiap hari.
Sebuah studi sebelumnya oleh CAPMAS menempatkan Mesir sebagai negara terpadat di dunia Arab dan ketiga di Afrika setelah Nigeria dan Ethiopia.
Pihak berwenang Mesir telah mengintensifkan upaya untuk meningkatkan kesadaran, terutama di daerah pedesaan, tentang tantangan yang ditimbulkan oleh kelebihan penduduk terhadap ekonomi dan pembangunan.
Dalam pernyataan sebelumnya, Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi telah mengatakan pertumbuhan penduduk adalah salah satu ancaman terbesar yang dihadapi negara itu. Negara yang sedang terhuyung-huyung dari tantangan ekonomi.
Jumlah penduduk Mesir sekitar 57 juta pada sensus 30 tahun silam. Sensus terakhir di tahun 2017 menunjukkan hampir 95 juta penduduk tinggal di negara itu. Saat itu Presiden Abdel-Fattah al-Sisi mengatakan bahwa terorisme dan kelebihan penduduk merupakan dua ancaman utama bagi Mesir.
Baca juga: Mualaf Sujiman, Pembenci Adzan dan Muslim yang Diperlihatkan Alam Kematian
Seperti kebanyakan negara Arab, populasi Mesir tergolong muda dengan lebih dari 60 persen berusia di bawah 30 tahun.
Sekitar 10 juta warga Mesir tinggal di luar negeri, kebanyakan di kawasan Teluk, untuk mencari peluang ekonomi yang lebih baik. Uang yang mereka kirimkan ke kampung halaman, merupakan sumber pendapatan penting bagi Mesir.
Data 2019 juga menunjukkan, hampir satu dari setiap tiga orang hidup di bawah garis kemiskinan.