REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengkonfirmasi jumlah total korban kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang, sebanyak 125 orang. Angka itu berbeda dengan data awal yang menyebutkan kerusuhan tersebut merenggut 127 nyawa.
Khofifah menjelaskan, perbedaan data tersebut karena adanya pencatatan ganda nama korban. "Yang terkonfirmasi meninggal 125 orang. Kenapa datanya beda karena ada pencatatan ganda kemarin," kata Khofifah, Selasa (4/10/2022).
Khofifah menyatakan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur juga terus berkoordinasi dengan pihak terkait di Malang terkait masih ada atau tidaknya masyarakat yang masih mencari anggota keluarganya. Menurutnya, kepastian itu menjadi penting untuk memastikan masih ada atau tidaknya korban yang hilang.
"Saya mengkonfirmasi lagi apa ada laporan masyarakat yang masih mencari anggota keluarganya, katanya sudah tidak ada. Ini penting untuk mengkonfirmasi adanya masyarakat yang masih kehilangan anggota keluarganya," ujarnya.
Khofifah juga menegaskan pemerintah secara sinergis serius dan berkomitmen untuk mengusut tuntas tragedi Kanjuruhan tersebut. Salah satu buktinya, kata Khofifah, pejabat pemerintah pusat turun langsung ke Malang dan memastikan investigasi penyebab insiden segera dilakukan dengan maksimal.
"Hadirnya pejabat pemerintah pusat penanda kuatnya komitmen melakukan investigasi hingga tuntas terkait insiden di Kanjuruhan. Pun begitu dengan Pemprov, Pemkab, maupun Pemkot, kami bersama sama akan fokus dan memastikan pelayanan terbaik kepada para korban,” kata Khofifah.