REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat (AS) akan segera mengirimkan empat lagi sistem roket canggih ke Ukraina. Pengiriman bantuan peralatan ini dipercaya membantu militer Kiev mendapatkan momentum dalam perang dengan Moskow.
Menurut pejabat AS, sistem Roket Artileri Mobilitas Tinggi yang dikenal sebagai HIMARS itu akan menjadi bagian dari paket bantuan baru senilai 625 juta dolar AS yang diharapkan akan diumumkan pada Selasa (4/10/2022). Keputusan tersebut menandai pertama kalinya AS mengirim lebih banyak HIMARS ke Ukraina sejak akhir Juli.
Pengiriman terbaru ini akan menjadikan jumlah total HIMARS yang dikirim sejauh ini ke Ukraina menjadi 20 unit. Sistem tersebut telah menjadi alat utama dalam kemampuan Ukraina untuk menyerang jembatan yang telah digunakan Rusia untuk memasok pasukannya, memungkinkan pasukan Ukraina untuk membuat terobosan di wilayah yang dikuasai Rusia.
AS dalam beberapa pekan terakhir juga menyediakan dana melalui program terpisah, yaitu Inisiatif Bantuan Keamanan Ukraina (USAI). Penyaluran ini membuat 18 HIMARS lainnya dapat dibeli melalui kontrak jangka panjang. Dana USAI digunakan sebagai bagian dari upaya AS dan sekutu Barat untuk memastikan pasukan Ukraina dilatih dan diperlengkapi untuk mempertahankan tanah airnya di tahun-tahun mendatang. Meski kontrak-kontrak itu akan memakan waktu beberapa tahun untuk dipenuhi.
Paket bantuan terbaru juga diharapkan mencakup amunisi dan peralatan lain untuk pasukan Ukraina. Beberapa pejabat AS berbicara dengan syarat anonim untuk memberikan rincian paket sebelum pengumuman. Ini adalah tahap pertama bantuan AS yang diberikan pada tahun fiskal baru yang dimulai 1 Oktober.
Ukraina telah menekan serangan balasannya di wilayah Kherson sejak musim panas, tanpa henti menghantam jalur pasokan Rusia dan membuat terobosan ke wilayah yang dikuasai Rusia di sebelah barat Sungai Dnieper. Pasukan Ukraina telah menggunakan HIMARS untuk berulang kali menabrak jembatan utama melintasi Dnieper dan bendungan yang berfungsi sebagai penyeberangan kedua. Serangan juga telah menghantam jembatan ponton yang digunakan Rusia untuk memasok pasukannya.
Keberhasilan Ukraina di Kherson patut dicatat karena itu adalah salah satu dari empat wilayah yang sedang dicaplok Rusia. Seorang pejabat senior militer AS mengatakan pada Senin (3/10), serangan oleh pasukan Ukraina telah memaksa Rusia menjalankan aksi defensif di Kherson, menghambat upaya Rusia untuk memasok pasukan garis depannya.
Pejabat yang memberi pengarahan kepada wartawan dengan syarat anonim untuk memberikan penilaian militer AS tentang perang mengatakan, sejauh ini AS hanya melihat sejumlah kecil bala bantuan Rusia datang ke Ukraina dalam upaya untuk menopang pertahanannya. Rusia mengatakan, akan memobilisasi lebih dari 300 ribu wajib militer untuk dikirim ke Ukraina.
Pejabat itu juga mengatakan, meskipun ada ancaman Rusia yang terus-menerus untuk menggunakan kekuatan nuklir, AS tidak melihat ada langkah Istana Kremlin untuk menggunakannya. Tindakan Moskow hanya akan menyebabkan Washington mengubah kebijakan nuklirnya sendiri.