Rabu 05 Oct 2022 05:15 WIB

Australia Sisihkan 30 Persen Daratan untuk Konservasi

Australia akan menyisihkan setidaknya 30 persen dari daratannya untuk konservasi.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Esthi Maharani
Numbat dilidungi lewat serangkain program konservasi dan menjadi simbol Australia Barat. Australia akan menyisihkan setidaknya 30 persen dari daratannya untuk konservasi.
Numbat dilidungi lewat serangkain program konservasi dan menjadi simbol Australia Barat. Australia akan menyisihkan setidaknya 30 persen dari daratannya untuk konservasi.

REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Australia akan menyisihkan setidaknya 30 persen dari daratannya untuk konservasi. Menteri Lingkungan Australia Tanya Plibersek mengatakan pada Selasa (4/10/2022), alokasi itu dalam upaya untuk melindungi tumbuhan dan hewan di pulau yang terkenal memiliki spesies yang tidak ditemukan di tempat lain di dunia.

"Perlunya tindakan untuk melindungi tanaman, hewan, dan ekosistem kita dari kepunahan tidak pernah sebesar ini," kata Plibersek merujuk kepada laporan lingkungan lima tahunan yang dirilis pada Juli oleh pemerintah Australia.

Laporan itu menyatakan, Australia telah kehilangan lebih banyak spesies mamalia daripada benua lain di mana pun dan memiliki salah satu tingkat penurunan spesies terburuk di antara negara-negara terkaya dunia. Laporan itu menunjukkan jumlah spesies yang ditambahkan ke daftar spesies terancam atau dalam kategori risiko lebih tinggi tumbuh rata-rata sebesar delapan persen dari laporan sebelumnya pada 2016.

Dengan memprioritaskan 110 spesies dan 20 tempat, menurut Plibersek, kawasan yang dikelola untuk konservasi akan bertambah 50 juta hektar. Rencana 10 tahun tersebut akan ditinjau kembali pada 2027.

Pemerintah federal Partai Buruh yang baru-baru ini terpilih telah menjanjikan 224,5 juta dolar Australia untuk membantu melindungi tumbuhan dan hewan asli Australia yang terancam punah. Negara terbesar keenam berdasarkan luas daratan di dunia ini adalah rumah bagi hewan unik seperti koala dan platipus, meskipun jumlahnya telah berkurang karena peristiwa cuaca ekstrem dan perambahan manusia ke dalam habitatnya.

Koala di sebagian besar pantai timur terdaftar sebagai hewan yang terancam punah pada Februari. Para ahli alam memperkirakan Australia telah kehilangan sekitar 30 persen koala selama empat tahun terakhir.

Australia baru-baru ini dihantam oleh peristiwa cuaca ekstrem yang sering terjadi termasuk kebakaran hutan yang menghancurkan pada 2019 dan 2020 di timur. Peristiwa itu membunuh 33 orang, miliaran hewan, dan membakar area yang hampir setengah luas wilayah Jerman.

World Wildlife Fund (WWF) Australia menyambut baik upaya konservasi pemerintah tetapi mendesak pihak berwenang untuk melangkah lebih jauh. Organisasi ini meminta pemerintah berinvestasi dalam rencana pemulihan terikat waktu untuk setiap spesies yang terancam.

"Australia memiliki lebih dari 1.900 spesies terancam yang terdaftar. Rencana ini memilih 110 pemenang. Tidak jelas bagaimana ini akan membantu spesies terancam 'non prioritas' kami yang lain," kata kepala petugas konservasi WWF-Australia Rachel Lowry.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement