Selasa 04 Oct 2022 12:49 WIB

Dokter: Olahraga Aerobik Cocok Cegah Serangan Jantung

Olahraga aerobik dilakukan dengan gerakan berulang-ulang, intensitas ringan.

Olahraga aerobik yang biasanya dilakukan dalam intensitas rendah dalam durasi lama bisa dilakukan untuk mencegah serangan jantung.
Foto: www.maxpixel.com
Olahraga aerobik yang biasanya dilakukan dalam intensitas rendah dalam durasi lama bisa dilakukan untuk mencegah serangan jantung.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Olahraga aerobik yang biasanya dilakukan dalam intensitas rendah dalam durasi lama bisa dilakukan untuk mencegah serangan jantung. Olahraga aerobik dilakukan dengan gerakan berulang-ulang, intensitas ringan, dan waktu melakukannya panjang atau berkelanjutan. 

"Olahraga ini mudah dilakukan, seperti jalan cepat, bersepeda atau berenang," kata spesialis jantung dan pembuluh darah dr. Vito A. Damay, SpJP(K), M.Kes., AIFO-K, FIHA, FICA, FAsCC, Selasa (4/10/2022).

Baca Juga

Selain berjalan cepat, bersepeda dan berenang, olahraga yang bisa dilakukan meliputi lari santai atau jogging hingga lari dalam intensitas sedang. Olahraga aerobik bisa dilakukan secara rutin tiga hingga lima kali setiap pekan. 

Durasi olahraga setiap pekan yang dianjurkan adalah 150 menit, bila olahraga dijadwalkan lima hari dalam sepekan, maka durasi per hari adalah 30 menit. Waktunya dapat disesuaikan dengan rutinitas setiap orang, baik itu pagi, siang, sore atau malam hari.

"Tiap hari juga enggak apa-apa kan bukan olahraga yang memberatkan," kata dokter lulusan Universitas Padjajaran itu.

Olahraga lainnya yang tak kalah penting adalah angkat beban dengan anjuran dua kali sepekan. Angkat beban bermanfaat dalam memperbaiki postur dan memperkuat otot yang berguna dalam latihan aerobik.

Di tengah pandemi, masker tetap dipakai untuk olahraga intensitas ringan dan sedang. Agar terbiasa berolahraga memakai masker, berlatihlah secara rutin dan bertahap agar fungsi sistem pernapasan meningkat.

Bawa masker cadangan ketika berolahraga karena keringat yang membasahi masker akan menyulitkan pemakai dan mengganggu fungsi masker, mengganggu sistem pernapasan dan sirkulasi. Berdasarkan data dari WHO, penyakit jantung masih merupakan salah satu penyakit dengan angka morbiditas dan mortalitas yang tinggi di dunia dengan angka mencapai 18,6 juta orang setiap tahunnya.

Menurut Kementerian Kesehatan, penyakit jantung juga menduduki peringkat tertinggi dengan membebani BPJS hingga lebih dari Rp10 triliun dan terus meningkat setiap tahunnya di Indonesia.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement