Rumah Mocaf Banjarnegara Berkolaborasi dengan UMP
Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Yusuf Assidiq
Pimpinan Daerah Kabupaten Banjarnegara bersama dengan rombongan Universitas Muhammadiyah Purwokerto di Rumah Mocaf Banjarnegara, Senin (3/10/22). | Foto: UMP Purwokerto
REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) Banyumas, Jawa Tengah, melakukan inovasi dan kolaborasi bersama Rumah Produksi Mocaf di Banjarnegara. Rumah Produksi Mocaf ini belum lama ini diresmikan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof Haedar Nasir.
Menurut Rektor UMP, Dr Jebul Suroso, UMP terus melakukan inovasi yang sudah beberapa waktu dibangun, dan salah satunya adalah berkolaborasi dengan Rumah Mocaf. "Mudah-mudahan nanti riset mulai dari bahan baku yang bagus, pengembangan produk. Ke depan saya kira beberapa fakultas turut kontribusi untuk melakukan rebranding, atau digitalisasi di proses marketing,” kata Rektor UMP Dr Jebul Suroso, Selasa (4/10/22).
Lebih lanjut ia mengatakan, produk mocaf Banjarnegara itu banyak yang bagus, dan diharapkan terus berkembang. “UMP saat ini memiliki beberapa periset yang insya Allah terus dikembangkan dengan maju, dan disini tampaknya teman-teman dosen sudah bisa mendapatkan penghargaan dari kementrian Pendidikan yang angkanya luar biasa,” jelasnya.
Sementara itu Wakil Rektor IV UMP Bidang Riset dan SDM, Dr Anwar Ma'ruf mengatakan, Fakultas Teknik Kimia UMP telah melakukan kolaborasi dengan PT RMI (Rumah Mocaf Indonesia) dengan wujud kerja sama yakni pengembangan tepung mocaf tinggi protein melalui Hibah Penelitian Riset Keilmuwan 2021.
Kolaborasi lain yakni pengabdian masyarakat lewat hibah Pengmas MBKM Dikti 2020 untuk pengadaan alat produksi MoCAf. Pengabdian masyarakat lewat program Hibah Program Kemitraan Masyarakat Dikti terkait pengelolaan limbah produksi -2022, dan Program Kedaireka untuk pengembangan alat pengering mocaf dan tata kelola limbah.
UMP sudah melakukan beberapa langkah aktif untuk meningkatkan produktivitas PT Rumah Mocaf Indonesia, di antaranya inovasi di bidang proses pengeringan. "Bersama dengan tim, ada dari Fakultas Teknik kita mengembangkan mesin oven pengering, sehingga proses pengeringan tidak lagi bergantung kepada cuaca matahari, dan itu prosesnya cukup empat sampai enam jam,” jelasnya.
Lebih lanjut Anwar mengatakan, UMP juga telah melakukan inovasi di dalam proses fermentasi. Tim UMP sudah berhasil mengembangkan mocaf tinggi protein dengan kandungan sampai empat persen.
“Program inovasi lain yang kami lakukan adalah pembuatan mi. Kami bersama tim dari program Studi Agroteknologi, ada mahasiswa mengembangkan mi yang berbahan dasar dari tepung mocaf yang tinggi protein. Mudah-mudahan dengan inovasi ini semakin menguatkan dari produk pengolahan produk mocaf,” kata dia.
Tidak cukup sampai di situ, dalam pengolahan limbah, tim dari Teknik Kimia juga telah berhasil mengelola limbah yang biasanya dibuang, kini dijadikan sebuah produk yang memiliki nilai jual tinggi yakni menjadi nata de mocaf.
“Jadi tidak ada limbah yang terbuang. Kami mendapatkan support dari Dikti, dengan begitu, kami bisa mendorong rumah mocaf ini menjadi produksi yang ramah lingkungan,” tegas dia.