Selasa 04 Oct 2022 18:05 WIB

Abah Sepuh Ditangkap Belanda Atas Tuduhan Sihir Hingga Pemberontakan  

KH Abdullah Mubarok atau Abah Sepuh dikenal sebagai pemimpin TQN

Rep: Muhyiddin/ Red: Nashih Nashrullah
Abah Sepuh. KH Abdullah Mubarok atau Abah Sepuh dikenal sebagai pemimpin Tarekat Qadiriyah Naqsyabandiyah
Foto: Harian Republika
Abah Sepuh. KH Abdullah Mubarok atau Abah Sepuh dikenal sebagai pemimpin Tarekat Qadiriyah Naqsyabandiyah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Sebelum era kemerdekaan, KH Abdullah Mubarok atau yang lebih sering dipanggil Abah Sepuh pernah ditangkap aparat keamanan pemerintah kolonial Hindia Belanda. 

Dia dituduh melakukan pelanggaran hukum dengan mendirikan pesantren tanpa izin Bupati Tasikmalaya. 

Baca Juga

Tidak hanya itu, Abah Sepuh juga dianggap mengganggu dan meresahkan masyarakat sekitarnya dengan mengajarkan ajaran yang menyimpang dari agama Islam dan mengajarkan ilmu sihir, serta membangkitkan rasa benci dan permusuhan kepada Belanda. Fitnah itu disebarkan agar tujuan Belanda membasmi tarekat dapat terlaksana.  

Akhirnya, Abah Sepuh ditahan untuk sementara di penjara Tasikmalaya.Di dalam penjara, dia pun tetap mengajarkan TQN kepada tahanan lainnya sampai terbentuk kelompok dzikir yang dipimpin olehnya. 

Setelah keluar dari penjara, murid-muridnya semakin bertambah banyak dan bahkan banyak pula pejabat pemerintahan yang mulai belajar TQN.  

Sejak Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945 hingga 1956, Abah Sepuh sangatlah terkenal bukan hanya sebagai khalifah dan guru mursyid TQN, melainkan juga sebagai pejuang kemerdekaan. 

Hal ini karena, Abah Sepuh juga memiliki andil besar dalam mengusahakan berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) berdasarkan UUD 1945. 

Pada masa Republik Indonesia Serikat (RIS) pada 1950, Abah Sepuh turut memberikan nasihat-nasihatnya kepada pimpinan negara Pasundan agar bersedia menyerahkan kekuasaannya kepada pimpinan Republik Indonesia dan segera membubarkan negara Pasundan bikinan Belanda itu. 

Nasihat-nasihat Abah Sepuh akhirnya dipatuhi wali negara Pasundan dan kemudian menyerahkan kekuasaannya kepada Gubernur Jawa Barat. Karena, Abah Sepuh melihat tanda-tanda akan ada pertumpahan darah yang akan mempertahankan Negara Pasundan oleh segelintir tokoh mantan aparatur kolonial Belanda. 

Pada masa pemberontakan Darul Islam (DI) dengan Tentara Islam Indonesia (TII) sebagai kekuatan tempurnya di Jawa Barat, selama 13 tahun (1949-1962) 

Abah Sepuh dinyatakan sebagai musuh besar yang harus dilenyapkan. Hal itu disebabkan oleh sikap tegas Abah Sepuh yang sejak awal menganggap bahwa DI/TII itu mengkhianati Republik Indonesia yang telah dibangun  semua umat Islam melalui perjuangan yang amat panjang dan berat. 

Selain itu, Abah Sepuh juga yakin bahwa DI/TII itu lahir bukan dari aspirasi umat Islam, melainkan lahir dari segelintir tokoh yang menginginkan kekuasaan, yang hanya akan menimbulkan kesengsaraan dan penderitaan besar bagi umat Islam. 

Sebagai akibatnya Pesantren Suryalaya yang dipimpin Abah Sepuh menjadi sasaran teror oleh DI/TII. Sekalipun demikian dari beberapa kali serangan, tidak sekalipun berhasil. Upaya DI/TII menghancurkan Pesantren Suryalaya tetap tegak dan utuh, tidak satu bangunan pun yang terbakar. 

Selain mengajarkan Tarekat Qadiriyah Naqsyabandiyah, Abah Sepuh juga memberi banyak ajaran agama, sosial, dan kemasyarakatan. 

Salah satu ajaran yang dirujuk dan dibaca setiap acara manakiban di TKN adalah Tanbih atau wasiat yang ditujukan kepada murid-murid TQN. 

Baca juga: Mualaf Sujiman, Pembenci Adzan dan Muslim yang Diperlihatkan Alam Kematian  

Secara garis besar wasiat ini mengajak setiap murid TQN untuk mengamalkan ajaran Islam pada umumnya dan tarekat pada khususnya degan sekuat-kuatnya dan penuh kesungguhan. 

Dalam Tanbih ini juga dipaparkan beberapa prinsip hubungan sosial, baik di level antar individu, masyarakat maupun negara. 

Mengenai tujuan pengamalan TQN, Abah Sepuh menyatakan bahwa amalan TQN harus diamalkan sebaik-baiknya agar mencapai segala kebajikan lahir dan batin, menjauhi segala kejahatan lahir dan batin yang berhubungan dengan jasmani dan rohani, yang selalu diselimuti nafsu dan digoda tipu daya setan.    

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement