REPUBLIKA.CO.ID, DHAKA -- Sebagian besar wilayah Bangladesh mengalami pemadaman listrik pada Selasa (4/10/2022) karena kegagalan jaringan. Pihak berwenang secara bertahap berupaya untuk memulihkan pasokan listrik di negara berpenduduk 168 juta orang itu
Jaringan listrik Bangladesh mati sekitar pukul 14.00 waktu setempat. Pejabat Dewan Pengembangan Tenaga Bangladesh, Shameem Hasan, mengatakan sekitar 75-80 persen wilayah Bangladesh mengalami pemadaman listrik. “Kami sedang berusaha memulihkan sistem,” kata Hasan.
Hasan menambahkan, utilitas saat ini memproduksi listrik sekitar 4.500 megawatt (MW). Jumlah tersebut tidak mencukupi permintaan listrik nasional sebesar 14.200 MW.
Hasan mengatakan investigasi sedang dilakukan untuk memastikan penyebab rusaknya jaringan tersebut. Puncak permintaan listrik Bangladesh pada Selasa mencapai tiga persen lebih tinggi dari perkiraan awal ini oleh Dewan Pengembangan Tenaga Bangladesh yaitu sebesar 13.800 MW.
“Mudah-mudahan dalam tiga jam pasokan listrik akan pulih di Dhaka,” kata Menteri Tenaga Listrik Nasrul Hamid, mengacu pada ibu kota Bangladesh yang berpenduduk sekitar 20 juta orang.
Sebagian besar wilayah Bangladesh sering menghadapi pemadaman listrik tahun ini, meskipun ada upaya untuk menjatah pasokan gas di tengah harga gas alam global yang melonjak. Gas alam menyumbang hampir tiga perempat dari pembangkit listrik di Bangladesh.
Lebih dari sepertiga dari 77 unit pembangkit listrik tenaga gas di Bangladesh menghadapi kekurangan gas. Melonjaknya permintaan listrik di Bangladesh dalam beberapa tahun terakhir sebagian besar didorong oleh segmen perumahan, dibandingkan dengan industri.