REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komnas Perempuan Dewi Kanti Setianingsih meminta para konten kreator untuk membuat konten kreatif yang mendidik masyarakat dan tidak hanya mencari popularitas. Hal ini diutarakannya menyusul viralnya kasus konten prank kontroversial selebritas Baim Wong.
"Apa yang dilakukan Baim sebagai pembuat konten, penting agar diingatkan secara serius. Mereka sebagai konten kreator seharusnya tidak membuat kreativitas yang membodohi masyarakat," kata Dewi Kanti Setianingsih, Selasa (4/10/2022).
Dewi Kanti mengharapkan para konten kreator dapat membuat konten kreatif berisi kampanye publik untuk membantu para kelompok rentan. "Konten kreatif yang punya simpati dan empati terhadap situasi sosial di masyarakat," katanya.
Pihaknya mencontohkan korban KDRT yang biasanya merupakan perempuan dan anak merupakan salah satu kelompok rentan tersebut. "Korban KDRT itu kebanyakan perempuan dan anak, kelompok rentan," kata ketua Sub Komisi Pemantauan Komnas Perempuan ini.
Komnas Perempuan meminta para konten kreator agar dapat membuat konten yang berkontribusi terhadap upaya penghapusan kekerasan terhadap perempuan. "Membangun kreativitas dengan hal-hal yang sensitif terhadap persoalan di masyarakat. Itu akan berkontribusi terhadap penghapusan kekerasan yang ada di masyarakat," katanya.
Sebelumnya, pasangan selebriti Baim Wong dan Paula Verhoeven membuat konten lelucon mengenai KDRT. Paula berpura-pura melaporkan kasus KDRT yang dialaminya kepada Polsek Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Baim dan Paula kemudian meminta maaf atas perbuatannya kepada para korban KDRT dan polisi.