REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN), Zulkifli Hasan mengatakan bahwa PAN adalah partai yang tak membeda-bedakan. Seperti lambangnya, yakni matahari yang memberikan cahaya dan kehangatannya ke semua orang tanpa terkecuali.
Tak membeda-bedakan itu juga menjadi semangat PAN yang lahir dari rahim reformasi. Semangat yang bertujuan membuat semua pihak mau menyampaikan gagasannya untuk kemajuan Indonesia.
"PAN yang lahir dari reformasi menawarkan konsep-konsep gagasan, kita ngajak orang bertengkar di situ (menawarkan gagasan). Mudah-mudahan kantor kita bisa menjadi rumah bagi perjuangan untuk memajukan Indoesia itu dalam konsep gagasan," ujar Zulkifli saat meresmikan Kantor DPP PAN, Jakarta, Selasa (4/10).
"Mudah-mudahan tempatnya berkah, sehingga partai kita di Pemilu 2024 bisa mencapai apa yang kita cita-ciptakan bersama, double digit," sambungnya.
Ia menyadari, sejak berdirinya PAN hingga saat ini bukanlah sesuatu yang mudah untuk dilalui. Apalagi, mereka kini menghadapi beragam tantangan dan kompetisi yang lebih ketat.
Namun, kebersamaan dari semua kader PAN yang berhasil membawa partai hingga saat ini. Masa di mana semuanya memiliki tujuan yang sama untuk Indonsia, meski cara pandang dan jalannya berbeda.
"Tujuan perjuangan itu hakul yakin sama, tujuan kita sejatinya sama. Kita syukuri capaian kita hari ini yang tidak mudah, tapi sekali lagi, ada kebersamaan kemauan di situ ada jalan," ujar Zulkifli.
PAN yang juga akan menghadapi kontestasi nasional, pemilihan umum (Pemilu) 2024 dimintanya untuk tak terjebak politik identitas. Pasalnya, langkah tersebut hanya akan membuat demokrasi Indonesia semakin mundur.
"Kita menyaksikan politik tanah air ya ramai, tapi saya kira begitulah demokrasi. Dan saya berharap kader-kader PAN boleh beda pendapat, tapi jangan bermusuhan, saya terbuka, bertengkar asal bertengkar pikiran," ujar Zulkifli.
"Karena filosofi kita itu, basis kita Islam Wasathiyah, tengah, yang waras nasional dan ingin membawa negeri ini maju. Kader-kader PAN berpikir merdeka, merdeka berpikir," sambung Menteri Perdagangan itu.