REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Proses konsolidasi dan persiapan pemisahan usaha atau spin-off Holding BUMN Pabrik Gula, PT Sinergi Gula Nusantara atau SugarCo telah mencapai 90 persen. SugarCo optimistis, pekan depan seluruh proses konsolidasi SugarCo rampung dan perseroan siap beroperasi.
"Pembentukan SugarCo masih dalam proses persiapan spin-off. Mudah-mudahan minggu depan selesai. Hampir pasti selesai, 90 persen," kata Chief Executive Officer (CEO), SugarCo, Aris Toharisman kepada Republika.co.id, Selasa (4/10/2022).
Aris mengatakan, fokus persiapan spin-off SugarCo yakni untuk mendapatkan persetujuan kreditur bank. Selain itu, juga tengah dilakukan identifikasi aset-aset yang nantinya akan dialihkan menjadi milik SugarCo.
Seperti diketahui, dengan berdirinya SugarCo nantinya akan menggabungkan 35 pabrik gula milik tujuh anak usaha Holding BUMN Perkebunan PT PTPN III (Persero). Adapun, pabrik-pabrik itu dimiliki oleh PTPN II, PTPN VII, PTPN IX, PTPN X, PTPN XI, PTPN XII, serta PTPN XIV.
Setelah proses spin-off selesai, Aris menjelaskan, selanjutnya SugarCo siap mengelola pabrik-pabrik gula yang telah dimerger. "Dengan melakukan berbagai proses perbaikan, intensifikasi, ekstensifikasi, dan hilirisasi produk tebu sesuai sasaran yang sudah ditetapkan," katanya.
Adapun SugarCo ditargetkan dapat mendukung tercapainya swasembada gula konsumsi tahun 2028 menatang. Kemudian, tahun 2030 swasembada gula secara total.
Sebagai informasi, SugarCo secara resmi didirikan pada 17 Agustus 2021 setelah penandatanganan akta pendirian. Pendirian SugarCo diharapkan menjadi langkah restrukturisasi dan divestasi bisnis gula melalui adanya entitas tunggal gula.
PTPN sebagai kepanjangan tangan pemeirntah akan memegang mayoritas saham SugarCo sebesar 51 persen, dan sisanya untuk investor.
Sebelumnya, Wakil Menteri BUMN Pahala Nugraha Mansury mengatakan proses finalisasi subholding dari PTPN III terus dilakukan. Selain pembentukan SugarCo, pemerintah juga menyiapkan PalmCo yang fokus pada bisnis sawit serta SupportingCo yang direncanakanya fokus pada kakao, kopi, dan teh.
Sementara itu, Holding BUMN Pangan, ID Food juga tengah mempersiapkan perluasan kebun tebu untuk pembukaan pabrik gula di Subang yang sudah lama berhenti beroperasi.
si.
Direktur Utama ID Food, Frans Marganda Tambunan, mengatakan, semula pembukaan PG tersebut ditargetian tahun 2023. Namun, karena sejumlah kendala, rencana pembukaan diperkirakan mundur setahun. Kendala tersebut salah satunya karena masih kurangnya area perkebunan tebu yang dapat menyuplai bahan baku bagi pabrik.
"Kapasitas pabrik sebesar 4.000 tc (ton cane per day) bahkan bisa naik hingga 6.000 tcd. Namun kita masih butuh perluasan lahan," kata Frans.
Untuk menutupi kekurangan lahan itu, perseroan berencana menjalin kerja sama dengan Perhutani dan PTPN yang juga memiliki lahan di Subang. Lahan kerja sama itu dapat dikelola langsung oleh petani setempat. Kekuarangan lahan itu diharapkan dapat dipenuhi dalam dua tahun ke depan.