Rabu 05 Oct 2022 12:42 WIB

Rangkaian G20, Kementan Gelar Seminar Kurangi Food Loss and Waste

Di Indonesia, jumlah makanan yang terbuang sebanyak 13 persen

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Gita Amanda
Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian (BB Pascapanen), Badan Litbang Pertanian, Kementerian Pertanian (Kementan) Republik Indonesia menggelar workshop Teknis Regional Food Loss and Waste (FLW) dengan tema 'What Reduction on Food Loss and Waste can and must contributed to Sustainable Intensification' di Yogyakarta. (ilustrasi).
Foto: Antara/Bayu Pratama S
Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian (BB Pascapanen), Badan Litbang Pertanian, Kementerian Pertanian (Kementan) Republik Indonesia menggelar workshop Teknis Regional Food Loss and Waste (FLW) dengan tema 'What Reduction on Food Loss and Waste can and must contributed to Sustainable Intensification' di Yogyakarta. (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian (BB Pascapanen), Badan Litbang Pertanian, Kementerian Pertanian (Kementan) Republik Indonesia menggelar workshop Teknis Regional Food Loss and Waste (FLW) dengan tema 'What Reduction on Food Loss and Waste can and must contributed to Sustainable Intensification' di Yogyakarta. Kepala Balitbang Kementan RI, Fadjry Djufry, mengatakan kegiatan tersebut merupakan bagian dari rangkaian kegiatan MACS-G20 pada 5-7 Juli 2022 di Bali dan workshop Teknis Perubahan Iklim pada 3-5 Agustus 2022 di Bogor.

"Hari ini rangkaian acara dari kegiatan G20 MACS yang sudah kita lakukan di bulan Juli di Bali, jadi ini MACS itu pertemuan kepala-kepala scientist di seluruh daerah G20," kata Fadjry di Yogyakarta, Rabu (5/10/2022).

Baca Juga

Workshop yang digelar selama dua hari tersebut bertujuan untuk mendukung pencapaian target SDG 12.3, mengurangi separuh sisa makanan di tingkat ritel, layanan makanan, dan rumah tangga, mengurangi kehilangan makanan di seluruh rantai pasokan serta memfasilitasi kerja sama dan jejaring di antara negara ASEAN. Fadjry mengungkapkan ada banyak makanan yang terbuang di seluruh dunia, sedangkan kebutuhan pangan dunia pada tahun 2050 akan meningkat 50-100 persen sejalan dengan peningkatan jumlah penduduk yang diperkirakan mencapai Rp 9,7 miliar.

"Kalau kita lihat di dunia berapa banyak loss makanan yang hilang, melihat dari budidaya on farm, sampai off farm. Belum lagi waste kita," ujarnya.

Di Indonesia sendiri, Fadjry mengungkapkan, jumlah makanan yang terbuang sebanyak 13 persen. Namun Kementan mengklaim berhasil menekan angka makanan yang terbuang menjadi di angka 5 persen.

"Jadi sekarang dengan menteri pertanian, bapak Presiden, sudah kita menggerakan menggunakan mesin-mesin alat panen itu kita bisa menekan loss kita yang tadinya 13 persen ke 5 persen. Malah menuju ke 3 persen dengan menggunakan combine," ucapnya.

Workshop hybrid ini diikuti oleh lebih dari 400 peserta meliputi para petani champion, asosiasi petani, akademisi riset nasional dan internasional, praktisi, industri, pembuat kebijakan, regulator, mahasiswa, komunitas, NGO, supermarket, dan pemangku kepentingan lainnya. Pada hari pertama, 5 Oktober 2022, tujuh pembicara para ahli Food Loss and Waste berasal dari Jerman, Roma-Italia, Jepang, Thailand, Perancis, dan Indonesia dihadirkan, baik luring maupun daring.

Pada tanggal 6 Oktober 2022, acara dilanjutkan dengan kunjungan lapangan (field trip) ke beberapa lokasi terkait pengurangan food loss and waste. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement