Kamis 06 Oct 2022 01:51 WIB

Delapan Jenis Gibah

Orang yang suka menggibah akan menjadi penghuni neraka.

Rep: Andrian Saputra/ Red: Ani Nursalikah
Bergunjing, ghibah (ilustrasi). Delapan Jenis Ghibah
Foto:

Ketiga, gibah dengan isyarat. Maksudnya seseorang memberikan isyarat tentang aib seseorang kepada orang lain. Misalnya seseorang mendapati tamu yang datang ke rumahnya bertubuh pendek. Kemudian dia memberitahu kepada keluarganya yang lain dengan mengatakan "Ada tamu segini tubuhnya (sambil memberi isyarat dengan tangan menunjukkan tinggi tubuh tamu tersebut).

Keempat, gibah menirukan. Habib Taufiq mencontohkan seseorang yang menirukan atau mempraktikkan saudaranya yang mengalami keterbatasan fisik sehingga ditonton orang lain maka itu termasuk juga dalam gibah. Bakan dosanya berlipat karena telah mengolok-olok. 

Habib Taufiq mengingatkan jangan kelebihan yang dimiliki oleh diri sendiri membuat menghina atau merendahkan orang lain. Sebab Allah dapat dengan mudah menghilangkan kelebihan itu dan merendahkan. Allah juga dapat dengan mudah mengangkat derajat seseorang dan memuliakannya. 

Kelima, gibah dengan menampakkan kelebihan diri sebagai isyarat untuk membuka aib orang lain. Gibah jenis ini menurut habib Taufiq rentan menyerang pada ulama atau orang saleh.

Terkadang seseorang ketika mendapat saudaranya sesama muslim melakukan suatu aib, lalu dihadapan orang banyak seseorang tersebut membanggakan dirinya sebagai orang saleh yang terhindar dari melakukan aib tersebut (maksudnya memberitahu orang lain atau menunjukkan ada pelaku aib yaitu adalah saudaranya). 

Keenam, gibah mengiringi pujian. Habib Taufiq mengatakan banyak orang tergelincir dengan jenis gibah ini. Banyak orang yang memuji saudaranya namun pada akhirnya menceritakan kekurangan aibnya. Seperti menyebut saudaranya itu pintar, rajin, namun di akhir menceritakan keburukannya. 

Ketujuh, gibah dengan mendengar. Termasuk melakukan gibah ketika seseorang mendengar orang lain sedang menggibah lalu dirinya justru ikut bercampur atau mendengarkan dan tidak mencegah atau memberhentikan ghibah itu.

Maka, kendati tidak melakukan gibah dengan mulut, dirinya tetap melakukan ghibah dengan mendengar. Karena itu ketika mendapati orang yang melakukan gibah, hendaknya menurut habib Taufiq seorang Muslim segera mencegahnya agar tidak terjadi gibah

Kedelapan, menggibah orang yang sudah meninggal. Menggibah orang yang sudah meninggal termasuk perbuatan dosa. Bahkan akan sulit untuk menghapus dosanya sebab orang yang digibahi telah meninggal. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement