REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setelah Partai Nasdem mengumumkan Anies sebagai bakal calon presiden (capres) di pemilu 2024, utak-atik bakal capres dan paketnya dinilai akan semakin mengerucut. Pengamat menyebut, setidaknya sudah ada tiga gambaran nama capres yang pasti akan dicalonkan di pilpres 2024 mendatang.
Pengamat Politik yang juga pendiri Kelompok Kajian dan Diskusi Opini Publik Indonesia (KedaiKOPI) Hendri Satrio mengatakan, dengan dideklarasikannya Anies Baswedan oleh Partai Nasdem setidaknya tiga nama sudah dipastikan menjadi gambaran di pilpres 2023. "Capresnya itu ya Prabowo Subianto, Puan Maharani dan Anies Baswedan," kata Hensat sapaan akrabnya, Rabu (5/10/2022).
Karena di tiga nama ini, menurut dia, setidaknya memiliki tiket elektoral yang lebih jelas saat ini. Sebagaimana publik ketahui, Partai Gerindra yang sudah pasti mencalonkan Ketua Umumnya Prabowo Subianto sudah menjalin komunikasi politik dengan PKB. Terlepas siapa nama bakal calon wakil presidennya, Hensat menilai, Gerindra dan PKB sudah memenuhi syarat elektoral, yaitu 23,66 persen, lebih 20 persen perolehan kursi minimal seperti yang disyaratkan.
Begitu juga dengan nama Anies Baswedan yang resmi diusung oleh Nasdem. Walaupun Partai Nasdem bila sendiri tidak memenuhi syarat elektoral, tetapi dua partai seperti Demokrat dan PKS yang sejak lama sudah menjajaki nama capres Anies Baswedan, besar kemungkinan akan bergabung.
Sehingga, bila ketiga partai ini bergabung, maka akan memperoleh 28.35 persen. Jumlah itu, lebih 20 persen perolehan kursi minimal seperti yang disyaratkan.
Dan terakhir, nama Puan Maharani yang sudah santer menjadi capres dari PDI Perjuangan. Walaupun keputusan resmi nama capres menunggu pengumuman dari Ketua Umum Megawati Sukarnoputri, namun publik tahu, Puan sudah mendapat lampu hijau dari Megawati.
Terlepas siapa nama cawapresnya, PDI Perjuangan sendiri sudah memenuhi syarat minimal pencalonan presiden, yang meraih 22,26 persen, lebih 20 persen perolehan kursi minimal seperti yang disyaratkan.
"Peluang Ganjar dimana?, Ya dia nggak bisa maju kalau PDIP putuskan Puan. Apakah mau dicalonkan dari KIB, belum tahu. Atau mau dicalonkan dari PSI? Partainya lolos aja enggak kan?," sindir Hensat.
Jadi kalau Ganjar mau maju ya paling rasional dari PDI Perjuangan. Namun, dia menilai, saat ini, suasana kebatinan diantara kader loyalis partai, lebih cenderung ke Puan Maharani ketimbang ke Ganjar Pranowo. Sedangkan untuk nama bakal cawapres, Hensat menilai masih sangat cair, karena akan sangat bisa berubah-ubah.