REPUBLIKA.CO.ID, PEKALONGAN -- Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menyatakan siap memberikan dukungan kepada Kota Pekalongan menjadi pusat batik dunia sebagai upaya pengungkit ekonomi masyarakat dan menumbuhkembangkan laju perekonomian di daerah maupun nasional pascapandemi mereda.
"Berdasarkan data Kemenkop ada 47 ribu orang pembatik dengan 101 sentra batik yang perlu didorong keberlangsunganya untuk memasuki dunia digital marketing mulai dari perbaikan desain, meski ada beberapa material yang sudah berganti harga," kata Gubernur Jateng Ganjar Pranowo seusai acara Pekan Batik Nasional di Kota Pekalongan, Rabu .
Menurut dia, kegiatan Pekan Batik Nasional yang dikemas dalam rangkaian Hari Batik Nasional 2022 ini merupakan momentum yang bagus untuk mendorong para pelaku bisnis batik, khususnya.
Karena itu, kata dia, peran fasilitas dari pemerintah daerah sangat penting apalagi beberapa bank sudah menyiapkan pendanaan untuk membantu keberlangsungan usaha pelaku usaha.
"Suka tidak suka, mau tidak mau, kita mesti bergeser cara pemasarannya ke digital. Kita bisa mendampingi mereka yang punya bakat dan bisa membatik, mendesain, apapun sekarang ini banyak sekali," katanya.
Orang nomor satu di Pemprov Jawa Tengah ini berharap Kota Pekalongan nantinya bisa menjadi pusat batik dunia dengan mulai menggelorakan edukasi cara membatik, mendesain, sejarah batik, termasuk produksi, dan pemasokan batik ke masyarakat luas dari berbagai wilayah di Indonesia dan dunia.
"Oleh karena itu, kegiatan Pekan Batik Nasional 2022 di Kota Pekalongan ini dapat dijadikan momentum untuk sektor batik bisa bangkit kembali," katanya.
Ganjar Pranowo mengatakan, Pemprov Jateng siap mendukung untuk keberlangsungan dan tumbuhnya sektor batik di Kota Pekalongan.
"Sekolah khusus desain tidak, namun lebih ke penjurusan, salah satu jurusannya batik. Itu menurut saya penting dibuat dan mesti ada di Kota Pekalongan," katanya.