REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK -- Pihak berwenang di Thailand pada Rabu (5/10/2022) memperingatkan kemungkinan banjir serius di ibu kota dan bagian lain wilayah tengah, karena curah hujan musiman yang diperkirakan turun sepanjang pekan ini. Situasi ini diperburuk oleh volume besar air yang mengalir ke hilir dari banjir di provinsi utara dan pembuangan dari bendungan yang terisi penuh.
Bangkok telah mengalami banjir sejak Senin (3/10/2022) saat hujan deras mengguyur kota. Namun, banjir telah mereda di sebagian besar wilayah pada Rabu pagi.
Pejabat kota mengatakan, mereka mengambil beberapa langkah untuk mengatasi banjir. Termasuk menempatkan karung pasir di sepanjang tepi sungai, menyiapkan pompa air di terowongan drainase, dan menyiapkan truk militer untuk mengangkut penumpang.
Wakil Gubernur Bangkok Tawida Kamolvej mengatakan, jika tingkat curah hujan tinggi dalam beberapa hari mendatang, banyak daerah akan terkena dampak banjir. Karena membutuhkan waktu berjam-jam untuk mengalirkan air ke Sungai Chao Phraya yang sudah meluap.
“Jika bepergian ke tempat kerja menjadi sulit, kami akan meminta perusahaan dan agensi untuk fleksibel tentang jam kerja, atau jika mungkin, mempertimbangkan untuk bekerja dari rumah untuk membantu mengurangi kemacetan lalu lintas,” kata Tawida dalam konferensi pers.
Sebagian besar wilayah Thailand sudah dibanjiri oleh hujan monsun musiman, ketika sisa-sisa Badai Tropis Noru, yang sebelumnya melanda Filipina dan Vietnam pada akhir September. Departemen Pencegahan dan Mitigasi Bencana mengatakan, lebih dari 41.000 rumah tangga dan setidaknya 22 provinsi masih terkena dampak banjir, meskipun kondisinya membaik di beberapa kota seperti Chiang Mai.
Badan bencana memperkirakan hujan muson lebat di sebagian besar wilayah Thailand. Pihak berwenang memperingatkan, Bangkok dan provinsi lain di sepanjang Sungai Chao Phraya dapat menghadapi ancaman banjir yang lebih parah. Karena volume air yang mengalir dari hulu tidak dapat ditampung di sungai dan bendungan.
Setidaknya empat bendungan utama Thailand telah kelebihan kapasitas dan mendekati tingkat kritis. Untuk mengendalikan luapan, pihak berwenang terpaksa melepaskan air ke sungai, sehingga terjadi kenaikan debit air.
Perdana Menteri Prayuth Chan-ocha mengunjungi provinsi timur laut Khon Kaen dan Ubon Ratchathani pada Selasa (4/10). Prayuth menjanjikan bantuan dan kompensasi kepada penduduk yang dievakuasi ke tempat penampungan setelah Sungai Bulan meluap dan menggenangi daerah tersebut.