REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM – Para pemukim Yahudi Israel menunjukkan perbuatan yang tidak pantas di kompleks Masjid Al Aqsa. Seorang wanita pemukim Yahudi Israel memainkan musik, bernyanyi, dan menari di kompleks Masjid Al Aqsa.
Wanita tersebut melakukannya selama serangan sayap kanan Israel terhadap situs suci umat Muslim ini.
Ini terjadi ketika kelompok yang disebut 'Gunung Kuil' mengumumkan penghargaan 500 shekel atau setara 140 dolar untuk setiap orang Yahudi yang meniup terompet dalam Masjid Al Aqsa.
Bahkan seperti dilansir Middle East Monitor, Rabu (5/10/2022), pasukan pendudukan Israel dan polisi militer memberikan perlindungan bagi para pemukim Yahudi selama serangan itu. Ada 116 pemukim Yahudi Israel yang menyerbu Masjid Al Aqsa pada Ahad kemarin.
Mereka melakukan ritual keagamaan Yahudi di wilayah timur situs suci umat Islam. Sekitar 4.821 pemukim Yahudi Israel menyerbu Masjid Al Aqsa pada September 2022. Jumlah ini meningkat selama Tahun Baru Yahudi pada 26-27 September lalu.
Tentara Israel menutup Masjid Ibrahimi di Kota Hebron, Tepi Barat untuk jamaah Muslim. Penutupan ini dilakukan saat warga Israel merayakan Tahun Baru Yahudi pada Senin (26/9/2022).
"Tentara Israel mencegah azan dari Masjid dan melarang jamaah Muslim," kata Direktur Masjid Ibrahimi, Ghassan Al-Rajabi.
Al-Rajabi mengatakan, selama perayaan Tahun Baru Yahudi pemukim Israel diizinkan untuk beribadah di dalam kompleks masjid.
Masjid Ibrahimi dihormati Muslim dan Yahudi. Kompleks Masjid Ibrahimi diyakini sebagai tempat pemakaman Nabi Ibrahim, Nabi Ishak dan Nabi Yakub.
Pada 2014 terjadi pembantaian terhadap 29 jamaah Palestina di dalam Masjid Ibrahimi oleh pemukim ekstremis Yahudi, Baruch Goldstein. Sejak peristiwa itu, Israel membagi Kompleks Masjid antara jamaah Muslim dan Yahudi.
Israel juga menutup wilayah pendudukan Tepi Barat dan Jalur Gaza selama tiga hari raya besar Yahudi. Hari raya keagamaan itu akan berlangsung selama hampir satu bulan.
Warga Palestina tidak akan diizinkan meninggalkan Tepi Barat atau Jalur Gaza selama tahun baru Yahudi, Rosh Hashana, yang jatuh pada akhir September.
Larangan juga berlaku selama liburan hari raya Yom Kippur dan Sukkot pada Oktober. "Selama penutupan, perjalanan hanya akan diizinkan dalam kasus kemanusiaan, medis, dan perjalanan luar biasa," kata militer Israel.
Israel secara teratur memberlakukan penutupan tesebut selama liburan hari raya Yahudi. Penutupan itu dilakukan untuk menghindari meningkatnya ketegangan setelah serangkaian serangan mematikan terhadap warga Israel sejak Maret.