REPUBLIKA.CO.ID, OUAGADOUGOU - Burkina Faso mengalami kudeta dua kali dalam setahun. Kini pemerintahannya berjanji akan membentuk pemerintahan konstitusional hingga 2024.
Blok ekonomi dan politik Afrika Barat (ECOWAS) yang terdiri dari 15 negara anggota berkomitmen akan terus menyertai transisi Burkina Faso ke pemerintahan konstitusional. ECOWAS telah berulang kali mendesak junta untuk menghormati jadwal yang disepakati dengan para pendahulu mereka untuk kembali ke pemerintahan konstitusional pada Juli 2024. Mediator ECOWAS Mahamadou Issoufou pun melakukan kunjungan ke Ouagadougou untuk membahas perihal komitmen pemerintahan baru yang dipimpin oleh Ibrahim Traore.
Ia merasa puas dengan pertemuannya dengan pemimpin militer baru negara itu, Ibrahim Traore. "Kami melakukan pertukaran yang sangat mendalam. Pertukaran yang sangat jujur," kata Issoufou kepada wartawan setelah bertemu dengan para pemimpin agama dan Traore di ibu kota Ouagadougou.
"Saya dapat meyakinkan Anda bahwa ECOWAS akan tetap bersama rakyat Burkina Faso dan tantangan sulit yang mereka hadapi," ujarnya menambahkan.
Pemerintah Burkina Faso mengeluarkan pernyataan tentang pertemuan tersebut tapi tidak membeberkan detail lebih jauh lagi. Pertemuan tersebut berlangsung dengan latar belakang aksi demonstrasi di ibu kota yang memaksa delegasi untuk tinggal di bandara daripada melakukan perjalanan ke ruang konferensi di pusat kota karena alasan keamanan.
Menurut seorang koresponden Reuters di sana, puluhan demonstran memblokir akses ke pusat konferensi pada Selasa pagi untuk mencegah pertemuan itu terjadi. Namun kerumunan tetap relatif kecil dan damai.
Warga Burkina Faso telah mengikuti protes kekerasan anti-Prancis selama akhir pekan yang berkobar setelah Traore mengatakan mantan presiden Damiba telah berlindung di sebuah pangkalan militer Prancis. Namun Prancis membantah tuduhan itu.
Beberapa menuduh blok itu berpihak pada Prancis, bekas penjajah Burkina Faso, dan tidak berbuat banyak untuk membantu negara itu mengatasi pemberontakan Islam yang merajalela. Pemberontak Islam beberapa tahun belakangan telah menewaskan ratusan orang, membuat ribuan orang mengungsi dan mendorong kota-kota yang terkepung di utara ke ambang kelaparan.
Frustrasi atas ketidakamanan yang berkembang mendorong pengambilalihan militer pertama pada Januari dan kudeta terbaru. ECOWAS sedang berjuang untuk memfasilitasi kembalinya tatanan konstitusional di Burkina Faso, Chad, Guinea dan Mali, yang semuanya telah mengalami kudeta sejak 2020.