Rabiul Awal merupakan bulan lahirnya Nabi Muhammad SAW
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Rabiul Awal merupakan bulan yang dinantikan umat Muslim seluruh dunia. Di salah satu hari pada bulan inilah tepatnya tanggal 12 Rabiul Awal, Nabi Muhammad SAW, pamungkas para nabi lahir.
Lantas apakah perayaan Maulid Nabi SAW adalah aktivitas yang dipopulerkan pertama kali oleh golongan Syiah? Berikut ini jawaban dari Ketua Komisi Fatwa Jawa Timur dan Dewan Aswaja Center PWNU Jatim, KH Ma’ruf Khozin.
Para ulama ahli hadits menegaskan bahwa sosok yang pertama kali mengamalkan Maulid Nabi Muhammad SAW adalah Penguasa Irbil, Malik Muzaffar. Tentang Raja tersebut diberi penilaian oleh Dzahabi:
وكان متواضعا، خيرا، سنيا، يحب الفقهاء والمحدثين، وربما أعطى الشعراء، وما نقل أنه انهزم في حرب، وقد ذكر هذا وأمثاله ابن خلكان واعتذر من التقصير.
"Ia raja yang rendah hati, baik, Sunni (pengikut Ahlisunnah wal Jama'ah) dan mencintai ulama fikih dan ahli hadits dan terkadang memberi kepada para penyair." (Siyar A'lam an Nubala', 22/336)
Kelompok Salafi melontarkan tuduhan bahwa Maulid Nabi dilaksanakan pertama kali oleh kelompok Syiah sehingga Ahlisunnah yang mengamalkan Maulid Nabi SAW dituduh meniru Syiah. Tentu tuduhan ini tidak tepat!
Sebab Syiah yang melakukan Maulid tidak hanya Maulid Nabi SAW tapi merayakan maulid-maulid lain dalam keyakinan Syiah, sebagaimana dijelaskan oleh ahli sejarah Syekh Al-Maqrizi:
ذكر الأيام التي كان الخلفاء الفاطميون يتخذونها أعياداً ومواسم تتسع بها أحوال الرعية ، وتكثر نعمهم . وكان للخلفاء الفاطميين في طول السنة أعياد ومواسم ومولد النبي صلى الله عليه وسلم ، ومولد علي بن أبي طالب - رضي الله عنه - ومولد الحسن ، ومولد الحسين عليهما السلام ، ومولد فاطمة الزهراء عليها السلام
“Nama-nama hari yang dijadikan perayaan dan musiman oleh Dinasti Fatimiyah dengan bersenang-senang bersama rakyatnya dan memberi hidangan pada mereka. Dalam setahun perayaan dan musiman Dinasti Fatimiyah adalah Maulid Nabi SAW, Maulid Ali bin Abi Thalib, Maulid Hasan, Maulid Husain, dan Maulid Fatimah Az-Zahra.” (Al-Khuthath al-Maqriziyah 1/139)
Jadi tidak bisa disamakan antara maulid yang diamalkan Ahlissunnah wal Jamaah dengan Maulid dalam Syiah. Sebab Sunni tidak mengamalkan maulid selain Maulid Nabi Muhammad SAW.
Kalaupun dituduh seperti Syiah hanya gara-gara merayakan Maulid Nabi maka sama seperti Imam Syafii yang dituduh Syiah Rafidah karena mencintai keluarga Nabi:
إن كان رفضاً حب آل محمد • فليشهد الثقلان أني رافضي.
“Jika mencintai keluarga Muhammad adalah Rafidah maka saksikanlah oleh alam manusia dan jin bahwa aku adalah Rafidah.”
Dalam analogi saya, syair ini tinggal diubah:
إن كان رفضاً حب مولد النبي • فليشهد الثقلان أني رافضي.
“Jika mencintai Maulid Nabi Muhammad adalah Rafidah maka saksikanlah oleh alam manusia dan jin bahwa aku adalah Rafidah.”