REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON – Ratusan petani dari 20 desa di Kabupaten Cirebon melakukan gropyokan atau bergotong royong membersihkan endapan lumpur yang ada di sungai, Rabu (5/10). Hal itu mereka lakukan agar aliran air yang menuju sawah mereka menjadi lancar.
Dengan menggunakan peralatan sederhana berupa cangkul, para petani terjun langsung ke sungai yang berada di daerah irigasi (DI) Jamblang, Kabupaten Cirebon. Secara bersama-sama, mereka membersihkan endapan lumpur yang ada di sisi kiri dan kanan sungai.
Upaya pembersihan yang dilakukan petani pun membuat aliran air dari sungai menjadi lancar masuk ke saluran irigasi.
Juru mantri DI Jamblang, PSDA Cimanuk-Cisanggarung, Karim, menerangkan, endapan lumpur di sisi kiri dan kanan sungai tersebut memang tinggi. Hal itu bisa menghambat aliran air yang akan menuju areal persawahan.
Karim mengatakan, gropyokan yang dilakukan para petani itu sengaja dilakukan bersamaan dengan masa pengeringan saluran irigasi. Pasalnya, selama masa pengeringan, hanya sedikit petani yang melakukan musim tanam ketiga.
Karim menjelaskan, kegiatan gropyokan membersihkan endapan lumpur itu merupakan inisiatif dari petani setempat. Bahkan, groyokan itu menjadi acara tahunan yang mereka lakukan.
‘’Masa pengeringan dilakukan setiap bulan sepuluh,’’ kata Karim.
Dengan kondisi sungai yang bebas dari endapan lumpur, maka air sungai bisa masuk dengan lancar ke salurana irigasi. Jika endapan tidak dibersihkan, maka aliran air tidak bisa masuk secara maksimal ke saluran irigasi meskipun saat musim hujan.
Karim mengakui, tak hanya sungai di DI Jamblang, endapan lumpur yang tinggi juga ditermukan pada saluran irigasi lainnya. Yakni, di daerah Palimanan, yang endapannya bahkan mencapai sekitar 80 centimeter.
Tingginya endapan di daerah Palimanan itu di antaranya akibat sampah, limbah batu alam dan bangunan tak berizin.
Tingginya endapan lumpur tersebut membuat air yang masuk ke saluran irigasi hanya di kisaran 40-50 persen. Sedangkan sisanya, terbuang sia-sia ke laut.