Pangdam V/ Brawijaya Minta Maaf Terkait Insiden Kanjuruhan
Rep: Dadang Kurnia/ Red: Fernan Rahadi
Seorang pria menangis di atas setumpuk bunga ketika orang-orang berkumpul untuk mengenang para korban penyerbuan mematikan di Stadion Kanjuruhan, di Malang, Jawa Timur, Indonesia, 05 Oktober 2022. Presiden Indonesia telah memerintahkan penyelidikan dan audit ke semua stadion sepak bola di negara, untuk memastikan keselamatan bagi para penggemar setelah setidaknya 131 orang tewas dalam kerusuhan dan penyerbuan menyusul pertandingan sepak bola antara Arema FC dan Persebaya Surabaya di Jawa Timur pada 01 Oktober 2022. | Foto: EPA-EFE/MAST IRHAM
REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pangdam V/ Brawijaya Mayjend TNI Nurchahyanto menyampaikan permohonan maaf atas terjadinya kerusuhan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan Malang, yang menewaskan ratusan suporter Aremania. Nurchahyanto mengakui ada prajuritnya yang bertindak berlebihan saat ikut mengamankan kerusuhan yang terjadi.
"Saya selaku Pangdam V/ Brawijaya menyampaikan permohonan maaf atas apa yang terjadi di Kanjuruhan, Malang dimana ada prajurit kami yang bertindak over acting sehingga memyebabkan ada beberapa suporter aremania yang mungkin tersakiti," kata Nurchahyanto seusai memimpin upacara peringatan HUT TNI ke-77 di Surabaya, Rabu (5/10/2022).
Memang sebelumnya beredar di media sosial adanya anggota TNI yang menendang suporter Aremania yang turun ke lapangan, dalam kerusuhan yang terjadi. Nurchahyanto memastikan pihaknya telah melakukan pemeriksaan terhadap prajurit terkait. Total, kata Nurchahyanto, ada lima anggotanya yang diperiksa atas insiden tersebut.
"Prajurit ini sedang diproses, manakala terbukti bersalah akan diproses. Total ada lima orang saya kira dalam proses pemeriksaan," ujarnya.
Nurchahyanto pun mengapresiasi prajurit lainnya yang turut bahu membahu memberikan pertolongan pertama terhadap para korban dalam kerusuhan yang terjadi. Di sisi lain ada juga yang bahu membahu dengan Aremania dan polisi yanh memberikan pertolongan pertama terhadap korban. Kami apresiasi," kata Nurchahyanto.