REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kesalahan cetak pada lembaran mushaf Alquran yang diterbitkan Badan Wakaf Alquran (BWA) kembali beredar di media sosial. Kesalahan cetak itu tepatnya pada ayat 8 surat Al-Kahfi, yaitu kata lajaa’iluuna namun tertulis dalam cetakan lajaahiluuna.
Dalam siaran pers Kementerian Agama disebutkan bahwa informasi ini sebelumnya juga beredar pada April 2022. Saat itu, Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an (LPMQ) Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama telah memberikan penjelasan melalui siaran pers Nomor: B-761/LPMQ.01/HM.02/04/2022.
Saat itu, Kepala LPMQ Muchlis M Hanafi menyampaikan mushaf Alquran tersebut adalah pesanan Badan Wakaf Al-Qur'an (BWA) kepada penerbit Mulia Abadi Bekasi. “Mushaf tersebut tidak melalui proses pentashihan di LPMQ. Adapun Surat Tanda Tashih yang tercantum dalam mushaf tersebut adalah Surat Tanda Tashih untuk mushaf Ar-Rahman milik penerbit Mulia Abadi Bekasi,” demikian siaran pers LPMQ Kemenag, yang dikutip dari situs resmi Kemenag pada Kamis (6/10/2022).
Berdasarkan Peraturan Menteri Agama Nomor 44 Tahun 2016 tentang Penerbitan, Pentashihan dan Peredaran Mushaf Alqur’an, LPMQ sesuai dengan kewenangannya telah menyampaikan teguran dan peringatan atas kesalahan. LPMQ juga sudah memerintahkan untuk melakukan penarikan dan melarang mushaf tersebut untuk diedarkan.
“Jika masyarakat masih menemukan mushaf Alquran yang terdapat kesalahan tersebut, agar segera melaporkannya kepada LPMQ dan mengirimkan mushaf tersebut kepada penerbit Mulia Abadi,” kata LPMQ.
Penerbit PT Mulia Abadi beralamat di Jalan Mughni Raya, No. 107, Jatimekar, Jatiasih, Bekasi, Telepon (021) 84904159, WA 0811165370, dan email: [email protected]. “Untuk diganti dengan mushaf Alquran yang sudah benar,” bunyi keterangan tersebut.