'Hilirisasi Upaya Dukung Industri Berkelanjutan'
Rep: My42/ Red: Fernan Rahadi
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia (tengah) hadir dalam Orasi Ilmiah: Transformasi Ekonomi Melalui Hilirisasi dengan Kearifan Lokal yang diadakan di Grha Sabha Pramana Universitas Gajah Mada (UGM), Selasa (5/10/2022). | Foto: Dinda Andrea
REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Hilirisasi dinilai merupakan salah satu upaya untuk mendukung industri yang berkelanjutan. Hilirisasi sendiri merupakan sebuah cara dalam meningkatkan nilai sebuah komoditas.
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia mengatakan, Indonesia harus memiliki investasi yang berkelanjutan. "Negara ini memiliki sumber daya alam yang berlimpah. Untuk itu, Indonesia berinvestasi pada SDA. Hilirisasi yang dapat dilakukan adalah hilirisasi gas alam, beton, tembaga, dan sebagainya," kata Bahlil dalam Orasi Ilmiah: Transformasi Ekonomi Melalui Hilirisasi dengan Kearifan Lokal yang diadakan di Grha Sabha Pramana Universitas Gajah Mada (UGM), Selasa (5/10/2022).
Bahlil menegaskan, fokus mengelola SDA menjadi nilai tambah untuk hilirisasi. Menurut dia, hilirisasi menjadi agenda yang sangat penting untuk menciptakan kawasan ekonomi pertumbuhan baru.
Bahlil melanjutkan membangun hilirisasi harus berkeadilan. Untuk itu asyarakat daerah harus dilibatkan secara aktif dalam pembangunan atau investasi. Tujuan hilirisasi ialah menciptakan lapangan pekerjaan dan menumbuhkan sektor ekonomi, serta meningkatkan nilai tambah komoditas.
"Kita harus menciptakan Jakarta-Jakarta baru. Artinya perkembangan industri harus merata di daerah," katanya menambahkan.
Di samping itu, tutur dia, Presidensi G20 mendukung Indonesia dalam membangun hilirisasi. Tentunya, sebuah investasi didukung oleh stabilisasi politik di suatu negara.
"Untungnya Indonesia sudah memiliki kestabilan politik yang baik. Oleh sebab itu kebijakan hilirisasi suatu negara tidak boleh diintervensi oleh negara lain termasuk Indonesia," tuturnya.