Kamis 06 Oct 2022 17:50 WIB

Pelaku Penembakan Massal di Thailand adalah Mantan Perwira Polisi

Pria bersenjata itu memaksa masuk ke ruangan terkunci tempat anak-anak sedang tidur.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
Seorang mantan perwira polisi melepaskan tembakan ke pusat penitipan anak di Provinsi Nong Bua Lam Phu. Puluhan orang tewas di antaranya 23 anak-anak usia 2-3 tahun
Foto: Pixabay
Seorang mantan perwira polisi melepaskan tembakan ke pusat penitipan anak di Provinsi Nong Bua Lam Phu. Puluhan orang tewas di antaranya 23 anak-anak usia 2-3 tahun

REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK -- Seorang mantan perwira polisi melepaskan tembakan ke pusat penitipan anak di Provinsi Nong Bua Lam Phu pada Kamis (6/10/2022), sekitar pukul 12:30 waktu setempat. Sedikitnya 30 orang termasuk anak-anak tewas dalam penembakan itu.

Pelaku diketahui mantan polisi yang membunuh istri dan anaknya sebelum mengarahkan senjatanya pada dirinya sendiri. Pejabat polisi setempat Chakkraphat Wichitvaidya yang mengutip saksi mengatakan, pria bersenjata itu juga terlihat memegang pisau. Setelah melakukan serangan brutal, pelaku melarikan diri dari tempat kejadian dengan kendaraan. Pelaku diketahui telah membunuh istri dan anaknya sebelum mengakhiri hidupnya sendiri.

Baca Juga

Pejabat distrik setempat, Jidapa Boonsom, yang bekerja di kantor terdekat pada saat itu, mengatakan kepada Reuters, sekitar 30 anak berada di pusat penitipan ketika pria bersenjata itu tiba. Jumlah anak yang dititipkan lebih sedikit dari biasanya, karena hujan lebat.

"Penembak datang sekitar waktu makan siang dan menembak empat atau lima petugas di pusat penitipan anak terlebih dahulu," kata Jidapa.

Jidapa menambahkan, di antara mereka yang ditembak adalah seorang guru yang sedang hamil delapan bulan. Pria bersenjata itu kemudian memaksa masuk ke ruangan terkunci tempat anak-anak sedang tidur. Menurut Jidapa, pelaku membunuh anak-anak di ruangan itu dengan pisau.

"Awalnya orang mengira itu kembang api," kata Jidapa.

Kolonel polisi Jakkapat Vijitraithaya mengidentifikasi pria bersenjata itu sebagai Panya Khamrab. Pelaku merupakan seorang letnan kolonel polisi yang dipecat dari kepolisian tahun lalu karena penggunaan narkoba. Jakkapat mengatakan, sebanyak 23 anak dengan rentang usia dua hingga tiga tahun tewas dalam insiden penembakan massal tersebut.

Pembunuhan massal itu terjadi kurang dari sebulan setelah seorang perwira militer yang bertugas menembak mati dua rekannya di sebuah pangkalan pelatihan militer di Ibu Kota Bangkok.

Thailand memiliki tingkat kepemilikan senjata yang tinggi, tapi penembakan massal sangat jarang terjadi.

Menurut laporan Bangkok Post, dalam satu tahun terakhir setidaknya terjadi dua kasus penembakan oleh tentara. Pada 2020, seorang tentara melepaskan tembakan selama 17 jam. Insiden ini menewaskan 29 orang dan melukai banyak orang.

Pelaku kemudian ditembak mati oleh pasukan komando. Ini adalah salah satu insiden paling mematikan di Thailand dalam beberapa tahun terakhir. Penembakan massal itu terkait dengan sengketa utang antara pria bersenjata yang diidentifikasi sebagai Sersan-Mayor Jakrapanth Thomma dengan seorang perwira senior.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement