Jumat 07 Oct 2022 00:05 WIB

Wagub DKI Minta Maaf Integrasi Tarif Transjakarta Picu Antrean Panjang

Pemprov DKI akan mengevaluasi antrean panjang dampak integrasi tarif Transjakarta

Red: Nur Aini
Antrean penumpang di Halte Transjakarta Gelora Bung Karno.
Foto: @bangunb
Antrean penumpang di Halte Transjakarta Gelora Bung Karno.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria berjanji, pihaknya akan melakukan evaluasi dampak antrean panjang karena kebijakan tap in tap out Transjakarta yang mendadak. Meski demikian, Riza mengaku bersyukur dengan adanya kendala seperti tap in tap out atau saldo minimal di Transjakarta pada awal penerapan tarif integrasi.

“Ya kami memohon maaf yang terjadi tentu menjadi evaluasi bagi kita,” kata Riza kepada awak media di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (6/9).

Baca Juga

Menurut dia, pihaknya akan terus berbenah. Karenanya, Ketua DPD Gerindra DKI itu meyakinkan jika Transjakarta akan terus mencari antisipasi demi kendala yang ada saat ini.

“Karena memang nanti jangkauannya, luasannya kan besar sekali. Jadi ini menjadi evaluasi, pembelajaran bagi Transjakarta supaya di cek kembali apa sesungguhnya yang terjadi,” tuturnya.

Menurutnya, sejauh ini Transjakarta sudah memahami masalah yang menjadi perhatian publik. Riza tak menampik kendala yang ada, tetapi, dirinya menegaskan bahwa kendala yang ada bukan penyebab dari tarif integrasi transportasi di DKI diundur dari seharusnya.

“Ngga juga, ini kan tetep jalan integrasi kan. Soal yang ada itu kan masalah teknis, teknologi itu kan masalah-masalah teknis seperti itu kan bisa terjadi,” tutur dia.

Sementara itu, Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan enggan mengomentari kendala yang dialami para penumpang. Ditanya soal dampak yang terjadi setelah beberapa hari pemberlakuan integrasi tarif, Anies, meminta pertanyaan diajukan kepada direksi Transjakarta.

“Sama direksi aja, jangan sama saya,” kata Anies di Jakarta, Kamis.

Direktur Utama PT JakLingko Indonesia Muhamad Kamaluddin menyatakan, mewakili PT JakLingko Indonesia, pihaknya menyampaikan permintaan maaf kepada seluruh pelanggan atas kendala dan ketidaknyamanan yang dirasakan akibat perubahan kebijakan yang dilaksanakan per-kemarin. Menurutnya, kebijakan one man one card dan kewajiban tap in dan tap out bagi seluruh pelanggan yang akan menggunakan Transjakarta, MRT Jakarta dan LRT Jakarta, memang masih dirasa tidak nyaman bagi sebagian pelanggan.

“Per-kemarin sampai dengan hari ini, kami terus berupaya melakukan perbaikan yang diperlukan, seperti optimasi sistem, dan mempersiapkan gate tambahan di halte-halte yang ramai,” kata Kamaluddin.

Menurut dia, saat ini pihaknya masih akan terus mengupayakan sosialisasi kebijakan. Selain itu, antisipasi dan pelayanan pelanggan di setiap halte, diklaimnya berjalan seiring layanan customer care.

“Menyikapi hal ini, PT JakLingko Indonesia menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya dan berkomitmen untuk terus meningkatkan pelayanan,” jelas dia.

Kepala Divisi Sekretaris Perusahaan Transjakarta Anang Rizkani Noor mengatakan, aturan yang ada memang merupakan kebijakan baru. Dia menyebut, pemberlakuan yang ada saat ini seiring dengan tarif integrasi moda transportasi.

“Jika pelanggan tidak tap out kartu saat naik atau turun, kartu bisa saja terblokir,” kata Anang dalam keterangannya.

Dampaknya, kata dia, biaya akan dikenakan pada perjalanan berikutnya. Bahkan, konsekuensi jika tidak melakukan tap in dan tap out, kartu milik penumpang bisa terblokir.

Tak sampai di sana, penumpang dikatakan dia, perlu memiliki saldo minimal Rp 5.000 saat menggunakan Transjakarta. Berbeda dengan dulu jika demikian, kata dia, penumpang tidak akan bisa menggunakan layanan Transjakarta apabila saldo minimal tidak mencukupi.

“Jadi selalu pastikan pelanggan memiliki saldo minimum,” ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement