REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI--Unsur gabungan di Kota Sukabumi menggelar apel gelar pasukan kesiapan menghadapi bencana tingkat Kota Sukabumi digelar di Lapang Merdeka, Kamis (6/10/2022). Momen ini menunjukkan kesiapan petugas gabungan dalam menghadapi potensi bencana di tengah tingginya intensitas hujan akhir-akhir ini.
Apel yang dipimpin Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi ini juga dihadiri unsur Forkopima dan Kepala BPBD Kota Sukabumi Imran Whardani. '' Semua elemen baik unsur forkopimda dan petugas penanggulangan bencana serta teman lapangan telah mempersiapkan upaya kesiapsiagaan bencana,'' ujar Wali Kota Sukabumi, Achmad Fahmi.
Kehadiran semua pihak sebagai bentuk kongkrit negara hadir di tengah masyarakat dalam rangka kesiapsiagaan menghadapi bencana. Apalagi Kota Sukabumi ditinjau dari aspek geologis, morfologis, dan topografi tidak bisa lepas dari risiko bencana.
Indikasi bencana geologis terang Fahmi, berupa gempa bumi yang akan mengakibatkan liquifaksi atau pergeseran tanah, bahaya longsor atau gerakan tanah dan bahaya gunung berapi. Sedangkan secara Morfologis dan topografi sebagian besar wilahyah Sukabumi medan bergelombang rentan longsor dan gerakan tanah terutama daerah perbatasan lembah sungai, gawir, tebing pemotong jalan, lereng yang mengalami gangguan.
Dari hasil pemantauan dan pengamatan dan penanganan kebencanan lanjut Fahmi, sejauh ini oleh BPBD terdata jenis bencana dominan terjadi ada jenis banjir genangan, longsor puting beliung atau cuaca ekstrem, kebakaran permukiman dan getaran gempa bumi. Ia menerangkan pada 17 Februari 2022 Kota Sukabumi dilanda banjir dan longsor di 23 kelurahan hingga menetapkan status darurat selama 14 hari terutama pasca banjir.
Dari Sistem informasi Elektronik Data Bencana (SiEdan) yang dihimpun Badan BPBD Kota Sukabumi, selama Januari hingga 30 September 2022. Secara aggregate tercatat 136 kali kejadian, yang tersebar di tujuh kecamatan. Akibat kejadian tersebut ditaksir nilai kerugian mencapai Rp 8.816.845.000, dengan luas area 60,976 hektare dan 868 kepala keluarga (KK) terdampak.
Dari warga terdampak itu terdapat sebanyak 13 orang mengungsi, satu orang meninggal, dan luka ringan enam orang. Sementara kerusakan materiil yakni 721 unit bangunan rusak yakni 52 unit rusak berat, 189 unit rusak sedang dan 480 unit rusak ringan.
'' Oleh karenanya menghadapi hal tersebut, saya meminta mari lakukam beberapa hal,'' kata Fahmi. Terutama menggencarkan secara lebih massif sosialisasi edukasi dan literasi untuk meningkatkan pemahaman kepedulian aparat, masyarakat, dan berbagai pihak dalam pencegahan pengurangan bencana hidrometrologi.
Berikutnya kata Fahmi, memastikan kapasitas infrastruktur dan sistem tata kelola sumber daya air untuk mengantisipasi peningkatan curah hujan. Selanjutnya melakukan penataan lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan tidak melakukan pemotongan lereng atau penebangan pohon yang tidak terkontrol.
'' Melakukan program penghijauan secara lebih massif keempat melakukan pemangkasan dahan dan ranting pohon yang rapuh dan menguatkan tegakan tiang agar tidak roboh tertiup angin kencang,'' ungkap Fahmi. Terakhir mengintensifkan koordinasi sinergi, dan komunikasi antar pihak untuk kesiapsiagaan antisipasi bencana hidrometrologi.
'' Melalui gelar apel kesiapsiagaa meminta seluruh jajaran dayagunakan kelola dengan baik sumber daya agar siaga 1×24 jam ketika bencana datang,'' kata Fahmi. Intinya semakin waspada dan sadar membangun instrumen meminimalkan bencana.
Kepala BPBD Kota Sukabumi Imran Whardani menambahkan, apel siap siaga bencana diikuti unsur gabungan baik BPBD, kepolisian, TNI, Tagana, forum pengurangan risiko bencana, dan lain sebagainya. Harapannya momen ini dapat mempersiapkan sumber daya manusia dan peralatan dalam menghadapi bencana.