Kamis 06 Oct 2022 19:57 WIB

Begini Prospek Emiten Retail MAPI di Tengah Kenaikan Inflasi yang Tinggi

Mirae Asset nilai saham MAPI masih miliki prospek menarik karena naiknya konsumsi

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Sektor retail dinilai masih memiliki prospek menarik di tengah inflasi yang melaju tinggi. Prospek tersebut didukung faktor pemulihan ekonomi yang terus berlangsung dan meningkatnya konsumsi masyarakat kategori kelas menengah atas.
Foto: ANTARA/Galih Pradipta
Sektor retail dinilai masih memiliki prospek menarik di tengah inflasi yang melaju tinggi. Prospek tersebut didukung faktor pemulihan ekonomi yang terus berlangsung dan meningkatnya konsumsi masyarakat kategori kelas menengah atas.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sektor retail dinilai masih memiliki prospek menarik di tengah inflasi yang melaju tinggi. Prospek tersebut didukung faktor pemulihan ekonomi yang terus berlangsung dan meningkatnya konsumsi masyarakat kategori kelas menengah atas.

"Kami percaya ekonomi saat ini membaik karena pandemi terkendali. Mobilitas masyarakat juga membaik seiring konsumsi rumah tangga yang meningkat dan masih akan berlanjut di 2023," kata Analis Mirae Asset Sekuritas Christine Natasya dalam risetnya, Kamis (6/10). 

Meski demikian, lanjut Natasya, dalam jangka panjang inflasi dan PPN yang lebih tinggi akan berdampak negatif pada daya beli konsumen berpenghasilan menengah ke bawah, sehingga mengurangi pengeluaran diskresioner di tengah ASP yang lebih tinggi oleh retailer. 

Apapun itu, Nastasya meyakini, pemerintah akan terus dan memperkuat dukungannya dalam bentuk perlindungan sosial untuk menjaga daya beli masyarakat dan kondisi perekonomian nasional melalui APBN. 

Sebagai catatan, tingkat inflasi tahunan Indonesia meningkat menjadi 5,9 persen YoY pada September 2022. Angka tersebut naik dibandingkan 4,7 persen YoY pada Agustus 2022. 

Ekonom Mirae Asset Sekuritas berpendapat keputusan pemerintah untuk menaikkan harga Pertalite dan solar bersubsidi juga akan berdampak besar pada ekspektasi inflasi mengingat kenaikan harga akan membawa tekanan pada harga.

Terlepas dari itu, Natasya percaya kinerja ekonomi untuk 2023 didukung oleh pemulihan belanja konsumen berpenghasilan menengah ke atas mengingat pemulihan bisnis serta potensi kenaikan gaji untuk pekerja kantoran mengingat pemulihan kondisi keuangan. 

Survei Bank Indonesia juga menunjukkan kondisi keuangan Indonesia saat ini dalam pemulihan yang perlahan tapi pasti sejak terendahnya di Juni 2020 saat terkontraksi 18 persen YoY. Per semester pertama 2022, kondisi keuangan bisnis di Indonesia telah tumbuh sebesar 20 persen YoY. 

Natasya mempertahankan rekomendasi Netral di sektor ini, mengingat kenaikan biaya di tengah kenaikan inflasi dengan daya beli masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah yang masih lemah. "Kami juga ingin menegaskan kembali rekomendasi top pick and Buy kami pada ritel menengah ke atas yaitu MAPI," kata Natasya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement