Kamis 06 Oct 2022 20:35 WIB

Bertemu Grand Syaikh Al-Azhar, JK Apresiasi Peran Alumni Al-Azhar

Detelah belajar di Al-Azhar, para alumni mengamalkan ilmunya di pesantren-pesantren.

Rep: Ali Yusuf/ Red: Agung Sasongko
Wakil presiden RI ke-10 dan 12 Jusuf Kalla mengadakan kunjungan balasan ke Grand Syaikh Al-Azhar (GSA), Ahmad Thoyib, di kantornya di Kairo, Rabu (5/10/2022).
Foto: Istimewa
Wakil presiden RI ke-10 dan 12 Jusuf Kalla mengadakan kunjungan balasan ke Grand Syaikh Al-Azhar (GSA), Ahmad Thoyib, di kantornya di Kairo, Rabu (5/10/2022).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Wakil Presiden RI ke-10 dan 12, Jusuf Kalla mengadakan kunjungan balasan ke Grand Syaikh Al-Azhar, Prof. Dr. Ahmad Thoyib di kantornya di Kairo, Rabu (5/10). JK disambut dengan hangat oleh Grand Syaikh Al-Azhar Prof. Ahmad Thoyib yang didampingi oleh Wakilnya Syaikh Prof. Dr. Ad-Duwainy, Rektor Al-Azhar Prof. Dr. Salamah Daud, para Wakil Rektor, Direktur Pascasarjana, Sekjen Majma Buhus Islamiyah Prof. Nadhir Ayyadh, dan beberapa Penasehat Ahli Grand Syaikh Al-Azhar

JK menjadi host kunjungan Grand Syaikh saat menjadi Wapres, yaitu pada 2006 kunjungan Grand Syaikh Al-Azhar Prof. Sayyid Tantowi; dan Grand Syaikh Al-Azhar Prof. Ahmad Thoyyib pada 2016 dan 2018 menjamunya di rumah dinas Wakil Presiden.

Baca Juga

Dalam kesempatan silaturahim itu JK kembali menyinggung hubungan persahabatan Indonesia dan Mesir, baik dalam level masyarakat maupun negara. 

"Mesir negara yang pertama mengakui kemerdekaan Indonesia, hal ini menjadi catatan penting bagi sejarah banGrand Syaikh Al-Azhar Indonesia, maka persahabatan kedua negara perlu terus dipelihara dan ditingkatkan lagi," ujar JK.  

JK juga menyinggung peran dan sumbangan penting Al-Azhar kepada banGrand Syaikh Al-Azhar Indonesia, yang menurutnya telah ada sebelum kemerdekaan, bahkan hingga kini, yaitu dengan ikut mendidik dan membina anak-anak banGrand Syaikh Al-Azhar Indonesia yang menimba ilmu di Al-Azhar.

Alumni-alumni Al-Azhar, imbuh JK, banyak yang menjadi tokoh ulama panutan, menjadi kiai di pesantren-pesantren, bahkan menempati posisi politik sebagai gubernur, menteri hingga presiden.

Hal itu ditimpali oleh Grand Syekh Al Azhar Ahmad Thoyib bahwa menurut laporan data, dari sekitar 45 ribu mahasiswa asing yang belajar di Al-Azhar, 11 ribu diantaranya berasal dari Indonesia. 

"Artinya, seperempat dari populasi mahasiswa asing di Al-Azhar adalah generasi muda Indonesia" ungkap Thoyib. 

Grand Syaikh Al-Azhar juga mengapresiasi mahasiswa Indonesia yang menurutnya selain memiliki keunggulan dalam akhlak dan sopan santun, mereka juga berprestasi secara akademik.  

Dalam kesempatan itu, JK juga menyinggung bahwa semasa menjadi Wapres ia telah mendirikan Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) yang didedikasikan sebagai sebuah pusat keunggulan ilmu pengetahuan untuk mendidik generasi muda dari semua bangsa-bangsa di dunia, seperti halnya Al-Azhar. 

Maka, ia berharap agar Al-Azhar sebagai pusatnya ilmu keislaman menjadi rujukan penting bagi UIII. Dia berharap ke depan perlu ada hubungan yang lebih substansial antara Al-Azhar dan UIII untuk pengembangan kerjasama akademik yang mutualistis di antara keduanya. 

Peningkatan hubungan Indonesia dan Mesir pada level Goverment to Goverment, menurut JK sudah bagus dan perlu terus ditingkatkan. 

Namun, hubungan pada level Organization to Organization juga tak kalah pentingnya untuk didorong dan dikembangkan lagi. Seperti hubungan Al-Azhar dengan UIII, Al-Azhar dengan perguruan tinggi-perguruan tinggi di Indonesia, dengan DMI, MUI, dan lain-lain.

Juga, tak kalah pentingnya, hubungan antara Al-Azhar dengan dunia pesantren di Indonesia. Karena, selama ini input mahasiswa Indonesia yang belajar ke Al-Azhar adalah dari kalangan pesantren. Dan rata-rata, setelah belajar di Al-Azhar, mereka mengamalkan ilmunya di pesantren-pesantren itu, bahkan tidak sedikit yang menjadi pimpinannya. Maka, pesantren ini menjadi mitra strategisnya Al-Azhar.  

Di akhir pertemuan, JK berharap kepada Grand Syaikh Al-Azhar agar Al-Azhar sebagai kiblat wasatiyyah dunia Islam perlu terlibat lebih aktif dalam upaya-upaya perdamaian dunia baik secara regional maupun internasional.

Kunjungan JK ke Grand Syaikh Al-Azhar didampingi oleh istri Ibu Mufidah, Duta Besar RI di Kairo Lutfi Rauf, Wakil Ketua Umum DMI Komjen Purn Syafruddin, Rektor dan Wakil Rektor UIII Prof. Komaruddin Hidayat dan Prof. Jamhari, Sekretaris MWA Universitas Hasanuddin Makassar Prof. Indrianti Sudirman, Pimpinan Pondok Modern Tazakka Batang KH. Anang Rikza, Ph.D,, Wasekjen MUI Habib Dr. Ali Bahar, Irjen Pol Awal Chaeruddin, Atdikbud Prof. Bambang Suryadi, serta Wasekjen DMI KH. Anizar Masyhadi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement