Jumat 07 Oct 2022 06:55 WIB

Mahasiswa, Kandidat Doktor, dan Dokter Residen Dikecualikan dari Wajib Militer Rusia

Mahasiswa, kandidat doktor, dan dokter residen dikecualikan dari pasukan cadangan

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
Presiden Rusia Vladimir Putin pada Kamis (6/10/2022) menandatangani dekrit yang mengecualikan mahasiswa, kandidat doktor, dan dokter residen bergabung dengan pasukan cadangan.
Foto: AP/AP
Presiden Rusia Vladimir Putin pada Kamis (6/10/2022) menandatangani dekrit yang mengecualikan mahasiswa, kandidat doktor, dan dokter residen bergabung dengan pasukan cadangan.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Presiden Rusia Vladimir Putin pada Kamis (6/10/2022) menandatangani dekrit yang mengecualikan mahasiswa, kandidat doktor, dan dokter residen bergabung dengan pasukan cadangan. Penangguhan diberikan kepada mahasiswa yang belajar penuh waktu dan paruh waktu di universitas, perguruan tinggi, dan organisasi ilmiah yang terakreditasi negara.

Dilansir Anadolu Agency, penangguhan juga diberikan kepada mahasiswa yang belajar di lokasi pusat ilmiah dan teknologi yang inovatif, serta organisasi spiritual dan pendidikan. Menurut keputusan tersebut, penangguhan ditetapkan kepada siswa yang belajar penuh waktu atau paruh waktu dalam program dengan akreditasi negara di organisasi pendidikan atau ilmiah negara. Keputusan baru itu juga mencakup universitas swasta dengan akreditasi negara.

Sebelumnya, presiden Rusia menandatangani dekrit yang mengizinkan pembebasan sebagian besar mahasiswa universitas dan perguruan tinggi dari mobilisasi pasukan cadangan. Pada 21 September, Putin mengumumkan mobilisasi parsial dengan jumlah sekitar 300.000 orang berusia antara 18 dan 50 tahun.

Lebih dari 200.000 orang wajib militer telah bergabung menjadi tentara Rusia, sejak Presiden Vladimir Putin mengumumkan mobilisasi pasukan cadangan pada 21 September. Pasukan cadangan ini akan dikerahkan untuk berperang di Ukraina.

“Sampai hari ini, lebih dari 200.000 orang telah masuk tentara,” ujar Menteri Pertahanan Rusia, Sergei Shoigu, dilansir Alarabiya, Rabu (5/10).

Mobilisasi pasukan cadangan bertujuan untuk menopang pasukan Rusia di Ukraina. Kremlin mengatakan, pemerintah akan merekrut pasukan cadangan sebanyak 300.000 orang.

Shoigu mengatakan, mereka yang bergabung dengan mobilisasi pasukan cadangan sedang berlatih di 80 tempat pelatihan dan enam pusat pelatihan. Shoigu meminta agar komandan militer dan angkatan laut membantu menyesuaikan rekrutan untuk bertempur. Dia juga meminta agar pasukan cadangan untuk melakukan pelatihan tambahan di bawah bimbingan perwira dengan pengalaman tempur.

Shoigu mengatakan, orang-orang yang dimobilisasi dapat dikirim ke zona pertempuran setelah menjalani pelatihan dan koordinasi tempur. Dia juga meminta pusat perekrutan tentara untuk tidak menolak sukarelawan, jika tidak ada alasan serius.

Mobilisasi pasukan cadangan Rusia telah menyebabkan beberapa protes dan eksodus pria usia militer. Puluhan ribu orang melarikan diri dari wajib militer, ke negara tetangga bekas Soviet. Dalam dua pekan terakhir, Kazakhstan telah menerima lebih dari 200.000 pendatang Rusia.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement