REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Syekh Ibnu Athaillah as-Sakandari dalam kitab Al-Hikam menjelaskan bahwa ada orang yang umurnya panjang tapi sedikit manfaat dan amal baiknya, ada juga yang umurnya pendek tapi banyak manfaat dan amal baiknya. Umur panjang tidak menjamin banyak amal baiknya jika sebagian besar waktu hidupnya digunakan untuk kesia-sian dan kemaksiatan.
"Bisa jadi umur seseorang panjang, namun sedikit manfaatnya. Bisa jadi umur seseorang pendek, namun banyak manfaatnya." (Syekh Athaillah, Al-Hikam)
Penyusun dan Penerjemah Al-Hikam D.A Pakih Sati Lc dalam buku Kitab Al-Hikam dan Penjelasannya yang diterbitkan penerbit Noktah tahun 2017 menjelaskan maksud Syekh Athaillah terkait umur panjang atau pendek yang banyak manfaatnya atau sedikit manfaatnya.
Terkadang, seseorang menyaksikan orang lain yang hidup puluhan tahun. Namun, tidak ada manfaat yang diberikan orang berumur panjang itu kepada orang lain, atau hanya sedikit amal ibadahnya kepada Allah SWT.
Sungguh merugi orang seperti itu, ia diberi kesempatan hidup yang lama atau panjang umur untuk mendapatkan pahala yang banyak. Akan tetapi, ia menyia-nyiakannya dan tidak mempergunakannya dengan sebaik-baiknya.
Ada juga di antara manusia yang umurnya pendek, namun manfaat yang diberikannya kepada orang lain sungguh luar biasa. Orang seperti ini akan terus diabadikan oleh sejarah dan tidak akan terlupakan. Sangat mungkin usia sejarahnya lebih panjang dari usia biologisnya.
Cobalah kalian perhatikan para Rasul, Nabi, shalihin, dan ulama. Banyak di antara mereka yang meninggal di usia muda, dan nama mereka masih terus dikenang sampai hari ini. Umur yang pendek tapi penuh manfaat, jauh lebih baik dari umur yang panjang tapi penuh maksiat.