REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Giring Ganesha berharap tragedi di Stadion Kanjuruhan menjadi yang terakhir di dunia sepak bola Indonesia. Namun, keadilan bagi korban peristiwa kericuhan usai pertandingan Arema FC vs Persebaya harus terpenuhi.
"Keadilan harus ditegakkan, kita ingin sepakbola kita sehat, dan kejadian macam ini tidak terjadi lagi, dua kata Usut Tuntas!" ujarnya dalam keterangan persnya, Jumat (7/10/2022).
Untuk itu, Giring memerintahkan LBH PSI memberikan bantuan hukum bagi korban yang membutuhkan. Dia juga meminta DPW Jatim untuk mengawal penyelesaian tragedi yang menyebabkan 131 orang meninggal dunia.
"DPP PSI juga menginstruksikan kepada seluruh jajaran DPW Jatim DPD PSI se malang raya untuk terus mengawal penyelesaian kasus ini dan memberikan bantuan kepada para korban," tegasnya.
Sementara itu, Ketua DPW Jatim M.T Cahyadin (Gus Din) mendorong untuk segera direalisasikan asuransi. Harapannya bisa membantu mengurangi beban korban dan keluarga.
"Harapan PSI, tragedi ini menjadi prioritas pihak yang berwenang untuk mengusut tuntas. Dan sekali lagi kami ucapkan keprihatinan yang mendalam semoga para korban mendapat tempat terbaik di sisi Tuhan, dan keluarga yang ditinggalkandiberikan ketabahan dan kesabaran," tutupnya.
Kemudian, Giring dan rombongan juga menggelar tahlil bersama di depan monumen kepala singa, Stadion Kanjuruhan, Malang. Pada kesempatan itu, Giring mengangkat MA (11) warga Bareng, Kota Malang yang menjadi korban tragedi Kanjuruhan sebagai anak angkat. Dia berjanji akan membantu kebutuhan MA hingga lulus menjadi polisi.
Untuk diketahui, MA yang merupakan siswa kelas 5 SD itu menjadi yatim piatu setelah kedua orang tuanya, M Yulianto (40) dan Devi Ratna Sari (30) meninggal dunia dalam tragedi di Stadion Kanjuruhan.
"MA ini cita-citanya ingin menjadi Polisi. Sampai dia besar nanti, saya bersepakat untuk mengirim uang setiap bulannya kepada dia sampai sekolah Akpol," kata Giring.