REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI memproyeksikan Program BRI Menanam dapat menyerap emisi karbon hingga 108.065 ton karbondioksida (CO2) pada tahun 2026, berdasarkan asumsi rata-rata daya serap CO2 pohon produktif yang ditanam dalam program itu.
Direktur Utama BRI Sunarso, melalui keterangan yang diterima di Jakarta, Jumat (7/10/2022), menargetkan 750 ribu bibit pohon ditanam pada 2022 dan sekitar 1 juta bibit lagi ditanam pada 2023, sehingga ditargetkan mencapai 1,75 juta bibit pohon hingga tahun 2023.
Hingga akhir September 2022 program ini telah berhasil menyalurkan dan menanam 376 ribu bibit pohon. Dari target 750 ribu bibit pohon pada 2022, kata dia, sekitar 376 ribu bibit disalurkan untuk lahan desa, 227 ribu bibit untuk nasabah eksisting dari Kredit Usaha Rakyat (KUR) BRI Unit, dan 151 ribu bibit untuk nasabah baru dari KUR BRI Unit.
Dia menjelaskan penyaluran bibit pohon ini dilakukan oleh 799 BRI unit, 236 kantor cabang, dan 17 kantor regional BRI di berbagai wilayah di Indonesia. Adapun jenis bibit pohon yang diberikan ialah pohon produktif, sehingga selain dapat menyerap karbon juga dapat dimanfaatkan hasilnya oleh masyarakat, seperti pohon durian sebanyak 33,64 persen, mangga 22,45 persen, alpukat 21,80 persen, jambu 5,79 persen, jeruk persen 2,39 persen, dan jenis pohon lainnya 14,65 persen.
"Misalnya saya tanam 15 pohon alpukat dan 10 pohon mangga di pekarangan saya, harapan saya adalah dua tahun lagi pohon ini akan teduh dan menyerap banyak karbon dioksida serta hasil buahnya juga bisa dimanfaatkan oleh masyarakat," kata Sunarso.
Sunarso menyampaikan program ini mendukung perseroan dalam menerapkan konsep 3P yakni Pro People, Pro Planet, dan Pro Profit. Selain itu juga bagian dari mendukung komitmen pemerintah dalam upaya mencapai Net Zero Emisson (NZE) pada 2060.