REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Bantuan langsung tunai (BLT) bahan bakar minyak (BBM) masih terus dibagikan oleh pemerintah melalui PT Pos Indonesia (Persero) kepada penerima yang berhak. Di Palembang, Sumatera Selatan, penyaluran BLT BBM nyaris selesai.
Adapun alokasi BLT BBM diberikan kepada 45 ribu keluarga penerima manfaat (KPM). Dari total penerima tersebut, tercatat per 2 Oktober 2022, telah tersalurkan 99 persen.
“Realisasi penyaluran 99 persen per 2 Oktober. Sisanya adalah KPM yang belum datang ke kantor pos untuk mengambil BLT BBM, atau sudah dikunjungi petugas Pos ke rumah namun tidak di tempat,” kata Executive General Manager Kantor Pos Cabang Utama Palembang Fendy Anjasmara dalam rilisnya yang diterima Republika.co.id, Jumat (7/10/2022).
Dalam menyalurkan BLT BBM di Palembang, Fendy dan jajarannya menempuh tiga cara, yaitu disalurkan melalui kantor pos, komunitas, atau diantarkan langsung ke rumah KPM. Proses penyalurannya, kata Fendy, cukup menantang. Sebab, Palembang memiliki topografi perairan dan perbukitan.
“Tidak semua wilayah memiliki akses jalan raya. Sebagian ditempuh melalui sungai. Kadang menyulitkan petugas Pos dan penerima,” katanya.
Untuk mempercepat penyaluran BLT BBM, Fendy menerjukan 200 petugas juru bayar. Mereka bekerja siang dan malam, bahkan tak mengenal hari libur karena Sabtu dan Minggu pun tetap dilakukan penyaluran BLT BBM.
“Kami juga berkoordinasi dengan Polda, Polres, Polsek, TNI, Dinsos, aparat RT/RW, dan TKSK. Tanpa bantuan semua pihak, kami tidak yakin bisa menyalurkan bantuan tepat waktu,” ujarnya.
Fendy menyampaikan, harapan agar dalam penyaluran berikutnya, semua masyarakat datang sesuai dengan undangan atau waktu yang telah ditentukan. Sehingga, memudahkan pihaknya untuk melengkapi pendataan KPM.
"Sehingga juga memudahkan tugas kami dalam melakukan pendataan, terus jangan segan-segan bertanya kepada kami kalo ada kendala yang dihadapi inyaallah kami akan membantu," ujarnya.
Selanjutnya pihaknya berharap, bantuan yang telah diterima dapat dimanfaatkan sebaik-baik mungkin untuk kebutuhan mereka sehari-hari. Apalagi, bantuan ini tidak sekali diberikan.
"Harapannya, kami saat mau memberikan bantuan-bantuan berikutnya orangnya berganti tidak itu-itu saja," ujarnya. Artinya, kalau ada yang sudah berubah taraf hidupnya, maka dia tidak menerima bantuan berarti bantuan yang diberikan akan diganti.
Dirinya juga merasa senang memberikan bantuan ada artinya bagi masyarakat, bisa mendahulukan masyarakat, dan bisa menggantikan kepada penerima yang lain yang mungkin selama ini belum mendapatkan bantuan. Sehingga, bisa bergantian mendapatkannya mereka pun bisa berubah taraf hidupnya dari kondisi yang sekarang," ujarnya.
Dengan disalurkannnya BLT BBM, Fendy berharap, dapat membantu meningkatkan taraf hidup penerima. “Kalau sudah meningkat taraf hidupnya, berikutnya bantuan bisa diberikan kepada penerima lain yang kondisinya lebih membutuhkan,” ujarnya.
Perihal begitu menantangnya perjalanan mengantarkan BLT BBM, dituturkan langsung oleh salah seorang petugas juru bayar dari Kantor Pos KCP Palembang, Angga Irawan. Dia telah kenyang pengalaman menyalurkan bantuan di wilayah perairan dengan menempuh waktu perjalanan 3 jam menggunakan speedboat.
“Kami sering berangkat saat air sedang pasang dan ombak besar, sempat juga bertemu buaya,” tutur Angga.
Meski demikian, Angga mengaku, senang bisa menyampaikan amanah pemerintah kepada penerima bantuan. “Kami menyalurkan di komunitas, dalam sehari 900 KPM. Mereka semua berprofesi petani, butuh bantuan. Kami merasa ini sebagai tanggung jawab dan kewajiban sehingga memang harus dibayarkan, meski tantangannya berat,” katanya.
Petugas juru bayar lainnya, Aris, menuturkan, pengalaman serupa. Dia terbiasa menumpang speedboat dengan waktu tempuh sekitar 1,5 jam untuk sampai ke lokasi penyaluran BLT BBM.
“Proses penyaluran aman, lancar. Per hari kami menyalurkan untuk 1.500 KPM. Pernah juga sehari 4.900 KPM. Situasi pembayaran kondusif. Mereka rata-rata profesi nelayan dan petani,” ujar Aris.
Seperti Angga, Aris juga menikmati pekerjaan sebagai petugas juru bayar Pos Indonesia. Segala lelah dan duka di perjalanan seakan sirna tatkala melihat kebahagiaan di wajah para penerima bantuan.
“Saya menikmati pekerjaan ini, karena bisa menyalurkan bantuan kepada penerima. Saya lega bisa menyalurkan bantuan. Tapi uang yang kami bawa selalu sisa karena KPM ada yang persyaratan kurang atau yang menerima bukan termasuk di satu KK,” katanya.